Senin, 30 November 2015

Masih Adakah Guru Cadas Seperti Dulu?


Masih ingat dulu jaman SD (80-an), saat razia kuku, gigi atau rambut selalu bikin jantung mau copot. Karena jika melanggar, hukuman fisik menanti. Saya sudah sering merasakan bagaimana rasanya jari tangan dipukul penggaris karena lupa memotong kuku. Atau bagaimana rasanya kulit perut dipelintir karena gigi kuning penuh dengan gidal. Subhanalloh..

Masa SMP dan SMA lebih gahar lagi. Waktu SMA dulu pernah ketahuan nggak ikut upacara dan dikepruk helm sama guru. Ceritanya, waktu upacara ngumpet di toilet Masjid depan sekolah, saat keluar toilet ternyata para guru sudah menanti di luar. Akhirnya 'prakkk!!!' helm 'congor' pun melayang di kepala...jiancok!

Tapi sekarang saya nggak ada dendam sama sekali pada guru-guru tersebut. Malah saya berterimakasih dan bersyukur punya banyak kenangan yang patut dikenang : dikepruk helm...yesss. Thanks pak guru, karena hukuman-hukuman begitulah yang bisa jadi membuka mata hati dan pikiran saya yang tumpul akan disiplin dan nilai-nilai kebenaran.

Orang bijak bilang, 'keburukan adalah kebaikan yang belum terkuak kulitnya'. Kadang agar murid bisa disiplin perlu hukuman fisik yang bisa membuka kesadarannya untuk berbuat baik. Seperti bajingan pemabuk yang jadi tobat karena hampir mati saat overdosis. Atau seorang jadi ingat Tuhan (tobat) karena tertimpa bencana hebat dan dia satu-satunya korban yang selamat.

Sekarang, mana ada guru yang berani menampar muridnya apalagi sampai mengepruknya dengan helm. Bakalan kena pasal HAM dan masuk penjara. Sekarang masih ada nggak hukuman dijemur di halaman sekolah karena tak bawa atribut upacara? Lha gimana, dikit-dikit HAM. Akibat terlalu percaya ilmu psikologi dari Barat yang malah merusak ketangguhan bangsa Indonesia.

Saya sudah banyak membaca (nggak banyak banget sih) soal ilmu psikologi hubungan guru dan murid. Dan kebanyakan bullshit! Saya lebih suka cara oldschool. Jaman dulu jarang sekali anak berani sama guru atau orang tua tertutama ayah. Neko-neko sama bapakmu, bakalan dipukul gagang sapu atau sabuk. Akhirnya anak lebih disiplin pada aturan dan mandiri.

Pemuda jadul bisa disiplin awalnya memang takut dihukum fisik. Tapi seiring perkembangan dan pertumbuhan intelegensi, mereka akan paham juga. Mengapa ortu harus dihormati. Dan wibawa memang kadang harus ditegakan dengan hukuman fisik. Mereka nggak bakalan dendam kecuali hukumannya di luar batas kemanusiaan seperti cerita sinetron "Ratapan Anak Bombay".

Jangan artikan saya pro kekerasan. Hukuman fisik tidak selalu berarti menyiksa. Memang ada benang tipis antara hukuman fisik dan menyiksa. Jika keluar jalur itu penyiksaan. Menampar itu karena rasa sayang, ngeman. Tapi kalau memukul (tangan menggengam) itu kriminal.

Bangsa timur adalah bangsa yang tangguh karena hidupnya adalah Ospek itu sendiri, keras!. Bagaimana Vietnam membikin babak belur Amerika. Atau kaum Mujahiddin Afganistan yang membuat tentara Soviet ampun-ampun.

Bangsa Indonesia itu sejatinya tangguh, bisa hidup dengan keterbatasan hanya dengan sugesti-nya. Percoyo karepmu gak percoyo urusanmu. Wong cuman opini saja kok dipikir serius.

Sekarang orang berlebihan menyikapi HAM. Menampar murid kena pasal HAM..cawpee dwech. Pemuda kita sekarang 'ngalem', lembek dan kurang mandiri. Hidup enak, kendaraan tinggal minta, rumah tinggal nempati dan sempat nulis status di Facebook, 'Hidup adalah perjuangan..!'. Perjuangan ndiasmu...

Ospek cuman seminggu saja mengeluh. Jaman dulu banyak orang merasakan hidup kayak Ospek bertahun-tahun. Saya selalu neg kalau baca jargon, 'Piye, enak jamanku to..?'. Enak raimu! enak bagi kaum priyayi atau mereka yang ada hubungan dengan penguasa. Yang kaya makin kaya, yang proletar tambah merana. Serba murah tapi tak terbeli.

Apalagi guru sekarang relatif lebih diperhatikan dibandingkan era Suharto dulu. Gaji lumayan dan tunjangan okelah, walau ada juga yang terlunta-lunta jadi guru di pelosok gunung yang tak terlacak GPS. Tapi mereka (bukan anda) berani begitu lantaran itulah jalan termuda jadi PNS dan selanjutnya berharap mutasi bila sudah mengabdi sekian tahun. Jadi bukan pengabdian semata, ada udang dibalik batu....ups.

Wis ah, trims...anda boleh tersinggung.


-Robbi Gandamana-

*dipublikasikan pertama kali di Kompasiana

Antara Good dan God


"Aku nggak bisa percaya pada satu Tuhan kalau ada begitu banyak Tuhan..Muslim, Kristen, Yahudi. Ada banyak Tuhan itu, tapi hanya ada satu dunia. Aku percaya pada satu "o" lagi dalam kata God (Tuhan): Aku percaya pada good (baik)." (Ozzy Ousborne)

Saya tidak membenarkan atau menyalahkan Quotes Ozzy Ousborne, si rocker kacau ini. Saya sendiri muslim bukan atheis. Cuman saya heran pada agamis golongan keras (ISIS dan sejenisnya), tahu agama, paham kitab suci, tapi kok hobinya perang. Memaksa orang agar sama dengan ideologinya.

Sedangkan yang Atheis malah humanis, cinta damai dan penuh toleransi. Kok malah lebih Rahmatan Lil Alamin (membawa rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh alam) dari ISIS yang percaya Tuhan, paham agama, yang seharusnya mendamaikan malah menciptakan permusuhan.

Tapi atheis itu sebenarnya tidak ada. Mereka bukan nggak percaya pada Tuhan tapi nggak percaya pada wacana tentang Tuhan. Itu akibat banyak agamis yang seharusnya mendamaikan, menyejukan, tapi malah kerjaannya musuhi orang (karena memaksakan orang lain agar sepaham dengan dia).

Akhirnya banyak manusia yang 'kebingungan' lebih memilih percaya pada good daripada God, seperti yang dialami Ozzy Ousbourne di atas. Padahal good dan God adalah suatu kesatuan yang tak bisa dipisahkan. Tapi God (Tuhan) tidak bisa dibuktikan secara ilmiah sedangkan good  bisa walau nggak kasat mata juga.

Jhon Lennon sebenarnya sudah lama menyinggung soal pemaksaan ideologi yang berujung pada perang :
"Bayangkanlah tak ada Tuhan, tak ada neraka, tak ada surga, tak ada negara. Tak ada alasan untuk membunuh dan terbunuh. Di atas kita hanya ada langit. Bayangkanlah semua orang hidup hanya hari ini (tak ada akhirat). Bayangkan semua orang menjalani hidup dalam damai..."

**
Memilih jadi atheis bukanlah pilihan bijak tapi menjadi manusia agamis yang kayak ISIS itu lebih payah lagi. Silahkan saja ente mau jadi atheis atau komunis sekalian selama itu jadi ideologi pribadi, tak ada intervensi dan tindakan dekstruktif pada orang lain...monggo.

Kayaknya banyak yang salah kaprah soal komunis dan PKI. Komunis adalah paham yang menolak kepemilikan barang pribadi, semua barang produksi menjadi milik bersama. Contohnya kalau ente punya sebuah Band, silakan saja pakai sistem komunis. Sedangkan PKI adalah partai politik yang berideologi komunis, dan inilah yang dilarang keras di Indonesia.

Jangankan komunis, agama pun kalau dijadikan partai akan jadi 'busuk'. Banyak orang alim yang begitu berpolitik terseret jadi munafik. Walaupun tidak semua politikus begitu. Cuman ingat : satu orang munafik lebih berbahaya dari seratus orang kafir.

Dan orang sekarang itu gampang banget mengkafirkan orang lain. Okelah kalau memang menurut ente orang lain itu kafir, jangan sampai kata itu keluar dari mulut, ucapkan dalam hati saja. Karena itu lebih maslahat daripada ente terang-terangan bicara di depan orangnya.

Ingat pitutur Emha Ainun Nadjib:
“Sudah, anggap saya ini kafir, terus apa hak anda? Atau hak orang lain terhadap saya? Ini menyangkut martabat manusia. Mengenai benar kafir tidaknya orang, itu wilayah Tuhan. Dalam urusan hubungan antar manusia adalah jangan nuding-nuding orang. Itu merendahkan dan menyakiti hatinya. Dalam Islam sangat dilarang menyakiti hati orang lain..." 

(Sebenarnya masih panjang pitutur beliau, tapi saya ambil yang terpenting saja. Soale aku ngerti ente wong sing gak betah moco tulisan dowo).

ISIS dan kelompok kolot yang lain masih saja menyalahartikan ayat soal "halal darahnya". Banyak orang yang hanya membaca ayat tanpa mau repot menelurusi dimana, kapan dan kenapa ayat itu turun.

Menurut KH Ahmad Muzammil, Pengasuh Ponpes Rohmatul Umam Jogja, Ketika Khalifah Abu Bakar Ashiddiq membunuh orang-orang yang murtad. Abu Bakar memposisikan dirinya sebagai pemimpin umat, sehingga dia berada dalam ruang jabatan politik. Penyebab dibunuhnya orang-orang murtad oleh Khalifah Abu Bakar saat itu karena mereka dianggap sebagai gerakan separatis yang berpotensi mengganggu jalannya roda pemerintahan di bawah kepemimpinan Abu Bakar saat itu.

Sehingga alasan utama membunuh orang-orang murtad tersebut bukan kemurtadannya tapi karena separatisnya yang mengganggu pemerintahan. Dan hal ini tidak bisa dijadikan sebagai landasan agama. Kalau kemudian menjadi landasan pemikiran politik, itu suatu hal yang mungkin dilakukan, karena tiap penguasa politik pasti memiliki sensitifitas yang tinggi soal ancaman terhadap kekuasaannya.

Sekarang marak aliran-aliran kaku, ketika ada umat yang sesat langsung disikat. Tanpa repot mengajaknya dialoq, langsung bakar rumahnya, diusir dari tanahnya sendiri. Itulah yang bikin orang lari dari Islam. Kalau orang melihat Islam itu menakutkan, orang akan lari menghindari (menjauhi) Islam. Maka nggak heran banyak orang yang Islamophobia. Seolah-olah Islam adalah agama perang.

Gus Mus pernah menyatakan bahwa orang beragama itu kayak orang sekolah, ada tingkatannya. Ada yang TK, SD, SMP. SMA dan seterusnya.  Yang SMA sukanya reseh dan main pukul pada yang masih SMP, SD atau TK. Yang sudah S1 lebih bijaksana karena tahu betul cara menyikapi permasalahan.

Lebih lanjut Gus Mus menegaskan, silakan anak-anak muda berpikir paling gila sekalipun tapi ingat satu hal : jangan berhenti belajar! Mereka-mereka yang suka reseh dan main pentung di masyarakat itu adalah mereka yang berhenti belajar, karena merasa sudah pandai.  Biasanya memang kalau masih SD, SMP atau SMA  itu sukanya berantem dan main pukul. Disangkanya agama itu mukul orang.

Tapi bukan berarti yang bijak atau tidak reseh itu tingkatannya S1, profesor dan selanjutnya. Banyak juga yang masih SD. Mereka tidak ikutan reseh semata-mata berpijak pada nurani tidak pada hukum negara maupun agama. Manusia sejatinya tidak akan membunuh, mencuri atau kejahatan yang lain selama nuraninya beres. Banyak orang yang demi agama tega membunuh orang, tega nggebuki orang, tega membakar rumah orang. Karena belum lulus jadi manusia sudah terlanjur belajar agama.


Aliran-aliran kaku ini memang wagu. Lihat saja tiap bulan Ramadhan, mereka melarang warung makan buka. Alasannya untuk menghormati bulan Ramadhan. Sejak kapan bulan Ramadhan minta dihormati? Sejak dulu Ramadhan itu sudah terhormat. Dipikirnya semua muslim itu puasa. Ingatlah ada wanita datang bulan, orang sakit, musafir dan banyak lagi yang dibolehkan tidak puasa.

***
Dan sekarang silakan saja ISIS atau laskar yang lain, teruskan bunuh semua orang yang gak sepaham dengan ideologimu. Kill 'em all! Jangan sampai ada yang tersisa. Setelah itu ente bakalan sadar, kalau ente cuman mahkluk menyedihkan yang pernah diciptakan Tuhan.

Manusia tidak bisa hidup sendiri...


-Robbi Gandamana-

*dipublikasikan pertama kali di Kompasiana

Kisah Dibalik Lagu "November Rain", Guns N' Roses



Kalau ente seorang Rocker, pasti tahu lagu "November Rain". Lagu milik G N' R (bukan Ginanjar) yang ditulis oleh Axl Rose (vokal) ini memang ever green. Ada sesuatu yang magis di lagu ini. Ngeri-ngeri oh yess. Bagi saya "November Rain" adalah Lagu ballad terbaik Guns N' Roses setelah "Sweet Child O' Mine". 

"..'Cause nothin' lasts forever And we both know hearts can change And it's hard to hold a candle In the cold November rain.. endeske endesko was wis wus wes wos.." 


Lagu yang ada di album Use Your Illusion I (September 1991) ini memang laris manis tanjung kimpul di jamannya. Singgel "November Rain" (Pebruari 1992) sendiri meraih penghargaan Platinum di Australia dan Amerika. Di Inggris meraih Silver dan di Italia Gold. Di Indonesia? mungkin dapat akik Bacan sekarung. 

Sentuhan piano yang dipadu dengan keyboard di awal lagu benar-benar bikin merinding. Apalagi efek suara petir begitu megah sangat memperkuat nuansa hujan (di bulan November). Tapi kalau ente tak punya kenangan apa pun dari lagu tersebut, nggak bakalan selebay tulisan ini. 

Tiap kali mendengar lagu ini, pikiran langsung melayang jauh. Terkenang masa-masa indah awal '90an saat masih di SMA Ruwet Jaya (bagaimana kecewanya saat rambut dicukur paksa oleh guru karena gondrong is a crime!?). Apalagi kalau didengarkan di saat dan tempat yang tepat, benar-benar akan memberikan kenikmatan paripurna. Oh yesss... 




Menurut Tracii Guns, mantan gitaris dan pendiri LA Guns (band Axl Rose sebelum G N'R), Axl Rose sudah menulis lagu "November Rain" sejak tahun 1983. Tapi Axl tidak ingin memasukan lagu itu dalam EP.(mini album) LA Guns. Doi menunggu saat yang benar-benar tepat walau Tracii mendesak untuk segera merampungkan penulisan. 

Tahun 1985, sebuah rekaman live bertitel "November Rain"/ "In Concert and Beyond" oleh Waggle Records yang dirilis di Australia dari sebuah konser yang tak teridentifikasi, menampilkan secara kasar versi akustik lagu tersebut. Itulah versi awal lagu yang nantinya mengisi album Use Your Illusion I. 

Video klip lagu ini juga keren. Lebih dramatis dari cerita di lirik lagunya. Diperankan sendiri oleh Axel Rose bersama pacarnya saat itu, Stephanie Seymour yang seorang super model. Diduga mereka putus karena tak disetujui ortu...iku lak wong endonesah yo. 



Video ini disutradarai oleh Andy Morahan yang sukses menyutradarai video George Michael (untuk lagu "Father Figure" dan "Faith"). 

Lirik lagu juga kisah di video diadopsi dari cerita pendek "Without You" oleh Del James, yang dimuat di buku The Language of Fear (1995). Cerita tentang duka seorang rock star yang pacarnya bunuh diri. 

Pada akhir 1992, MTV menempatkan "November Rain" di urutan pertama dari 100 video top tahun itu. Posisi tersebut bertahan lama sampai beberapa tahun. Video ini juga mendapatkan gelar "Best Video Clip" pada tahun 1992 dari majalah Metal Edge berdasarkan pilihan pembaca. 

Video klip ini menelan biaya sekitar 1,5 juta Dollar termasuk untuk gaun Stephanie Seymour dan urusan sinematografi. Hasilnya, video ini memenangkan MTV Video Music Award untuk Best Cinematography. Dan video Ini adalah salah satu video klip paling mahal yang pernah dibuat. 

Konser saat di video klip, bertempat di gedung Orpheum Theater Los Angeles. Dengan 1500 penonton extra (figuran) mereka memainkan beberapa lagu Guns 'N' Roses. Sayang Izzy Stradlin sang rythm guitar (he's one of my fav musician) tak muncul di video tersebut. Doi sudah digantikan oleh Gilby Clarke. 



Bekgron gereja saat Slash bersolo gitar, adalah gereja yang dulunya dibuat untuk film koboi "Silverado" (1985). Gereja tersebut ada di wilayah New Mexico. 

Shannon Hoon (vokalis Blind Melon) yang jadi backing vocal (ikut tampil di video klip "Don't Cry") tewas akibat overdosis heroin di tahun 1995. Dia adalah sohib dari Axel Rose. 

Orang yang menerjang kue pengantin di video klip (menit 06.59) adalah Riki Rachtman, host dari acara MTV "Headbangers Ball". Doi juga sohibnya Axel Rose. 

Masih banyak cerita menarik seputar lagu ini, tapi tak perlu saya ulas di sini. Karena bakalan panjang lebar dan nggak terlalu penting, lebih baik nikmati saja lagunya. Kisah di atas adalah yang paling menarik menurut saya. Kalau ingin tahu kisah lainnya mampir dan translate sendiri di sini atau di sini. 




Sekarang setelah 24 tahun sejak peluncuran albumnya, "November Rain" masih maknyus untuk dinikmati. Lagu ini memang peka jaman. Di tengah gempuran lagu Hip Metal, Nu Metal atau madzhab Metal gedabukan lainnya, "November Rain" tetap layak tampil. 

Sayangnya personil asli G N' R sudah ngacir semua kecuali Axel Rose plus Dizzy Reed (keyboard). Sedang Izzy Stradlin (gitar), Slash (lead gitar), Duff McKagan (bass), Matt Sorum (drum) dan Gilby Clarke (gitar) sudah cabut. Juga Steven Adler (drum) yang dipensiunkan dini akibat kecanduan heroin tapi tak perlu repot ngurus BPJS jaminan hari tua. 

Dan sekarang, saya nggak ngefan lagi dengan G N' R (formasi akhir). Album Chinesse Democrazy (2008) juga nggak terlalu istimewa di pasaran.   Walaupun ada satu dua lagu yang lumayan okelah. Album ini lebih mirip proyek solo Axel Rose daripada sebuah album G N' R. 

Well, itulah sedikit cerita dibalik lagu "November Rain", slow rock jadul yang saya sekarangkan. Sekian terima gaji.  

 -Robbi Gandamana-

*dipublikasikan pertama kali di Kompasiana