Selasa, 15 Maret 2016

Konyol, Menpora Kok Tidak Tahu MMI


Kaget, prihatin, geli, gregetan lihat postingan akun Kemenpora di Twitter : "Sampai kini belum ada Museum Musik di Indonesia yang musisinya dan karyanya dihargai dan diapresiasi banyak orang". Jrenggg...

Kicauan tersebut sekilas memang keren, heroik tapi bagi yang 'tahu' itu cukup mengagetkan dan mengecewakan. Terutama para insan musik yang aktif di Museum Musik Indonesia (MMI), Malang. Bagi orang awam yang tak paham dengan realita yang ada, akan manggut-manggut, 'emejing pak!' atau cuek dengan twit tersebut. Opo maneh raimu..opo eruh MMI.

Aneh sekali lembaga sekaliber Kemenpora tak tahu menahu ada MMI. Saya sempat sangsi, Itu yang ngetwit menpora sendiri atau office boy-nya? Apa memang Kemenpora tak begitu concern pada musik Indonesia? embuhlah aku gak eruh. Semoga Jokowi nggak salah pilih menteri seperti saat era SBY kemarin (ahli IT ngurusi olah raga).

Di negeri ini memang sering begitu, profesi tidak sesuai dengan jurusan. Kuliah pertanian jadi desainer, kuliah arsitek bisnis MLM. kalau buat diri pribadi sih no problem. Tapi kalau menteri ya sebaiknya sesuai dengan bekgron pendidikan atau punya kredibilitas di bidangnya.

Lha wong namanya juga Menteri Pemuda, ya harus berjiwa muda, leres mboten? Concern dengan dunia anak muda. Yang salah satunya adalah dunia musik. Mengikuti atau menimal tahu trend anak muda masa kini. Kalau nggak begitu jangan jadi Menpora. Dodolan akik ae..aman.

Pripun to pakde, mungkin Imam Nahrawi (IN) ini kurang gaul (mungkin banyak kerjaan kali ya). Mbok ya sekali-sekali ke Malang. Di Perumahan Griyashanta Blok G No. 407, sejak tahun 2013 (diresmikan 1 januari 2013) sudah berdiri Museum Musik Indonesia. Yang sudah banyak berkiprah dalam mengapresiasi musik Indonesia. Di antaranya penyelamatan dan pengarsipan rekaman lama maupun baru musisi atau band Indonesia.

Untuk ulasan panjangnya soal Museum Musik Indonesia kapan-kapan Mblo. Ini lagi sibuk..


***
Mungkin IN ini punya bakat konyol ya.

Ingat, IN pernah dibodoh-bodohkan oleh Ketua Panpel Persipura, Facruddin Paloso, atas keputusan sepihak pembatalan pertandingan antara Persipura Jayapura dan Persija Jakarta dalam lanjutan QNB League 2015, karena adanya pembekuan PSSI oleh IN.

Bagi Fachrudin Paloso, IN adalah orang tak paham sepak bola. Fachrudin menuduh Imam telah menginjak harga diri dan martabat Papua, padahal Papua sudah mengharumkan nama bangsa Indonesia ditingkat Internasional melalui sepak bola.

IN juga pernah dibully oleh ketua Pemuda Pancasila Jawa Timur, La Nyalla Mattalitti melalui BBM menyatakan bahwa Imam Nahrawi itu bodoh sejak lahir. Sejak IN menggulirkan kebijakan pemerintah untuk memperbaiki dunia sepakbola nasional yang malah mblendes itu.

La Nyalla juga pernah mengecam IN yang gila kunker yang menyebabkan anggaran dinas pendidikan dan olahraga di daerah menjadi berantakan, karena harus mengeluarkan biaya untuk menyambut Menpora.
Wartawan senior olahraga, Abdul Muiz juga pernah tuding IN tak becus urus persepakbolaan di Indonesia. Pasalnya, IN tidak bisa menyelesaikan dualisme Persebaya bla bla bla bla bla..

Dan masih banyak yang lainnya yang sebaiknya tidak saya tulis. Tak elok mengorek-orek borok orang. Duso Mblo..

Yo wis lah, semoga twit kuper tadi bukan Menpora sendiri ya. Mungkin anak atau istrinya iseng nyetatus dengan akun bapaknya (dipikir ngono ae wis, kok repot). Karena kalau tidak, klop sudah kekonyolan IN selama menjabat Menpora. Nggak paham sepak bola, nggak paham musik juga. Tapi semoga paham pencak silat. Trims


-Robbi Gandamana-

sumber foto : http://www.museummusikindonesia.com/2013/04/kunjungan-burgerkill-band-dari-kota-bandung/

pertama dipublish di Kompasiana

Rabu, 09 Maret 2016

Kalau Ente Kartunis Komersil, (Sebaiknya) Jangan Lakukan 10 Hal Ini




Kita tahu, klien itu banyak macamnya. Ada yang manut, ada yang kepo, ada yang reseh, ada pula yang sok tahu. Untuk menyikapi hal itu, perlu beberapa sikap yang diperlukan untuk menjinakan (kayak satwa liar aja) para klien tadi .

Sori, tulisan ini khusus untuk kartunis amatir yang jam terbangnya masih sedikit. Kalau ente sudah profesional dan kesohor, mending jangan baca, cari kerjaan lain saja dwech ach.
Walaupun tulisan ini untuk kartunis, tapi nggak menutup kemungkinan bisa juga untuk ilustrator, pelukis muka, pelukis tembok atau tukang gambar lainnya.

Tulisan Ini berdasarkan pengalaman pribadi selama jadi kartunis komersil sejak jutaan tahun lalu (lebay. Fm). Dan teori kayak begini nggak bakalan diajarkan di bangku kuliah. Jadi rugi kalau ente nggak tahu . Oke langsung saja, cekiprot :

1. Jangan marah bila ternyata cuman tanya
Kalau kita jualan barang atau jasa, kita harus siap bahwa orang yang mampir ke lapak (atau inbox) nggak semuanya pembeli. Tentu saja lebih banyak yang cuman tanya (harga) atau cuman numpang lewat. Walaupun sudah ada penjelasan soal harga di lapak jualan.

Bahkan pada yang cuman iseng perlakukan mereka dengan baik. Jelaskan sejelas mungkin walau sebenarnya mereka juga kartunis yang cuman ingin tahu harga atau minta tutorial. Nggak usah emosi dan komen sinis, "Sampeyan kok kuper se mas..takok ae! kepo!"

2. Jangan paksa, jika orang tidak jadi order
Kalau calon klien nggak sepakat dengan harga kita, jangan paksa mereka untuk ngorder. Ihklaskan saja, mungkin belum rejeki kita. Walaupun saat itu lagi bokek pol. Nggak usah memelas minta dikasihani, nangis gulung-gulung. Cerita soal anaknya yang susunya habis atau lainnya. Ente sudah berusaha, rejeki tak akan kemana. Tuhan Maha tanggung jawab.

3. Jangan plin plan
Setelah deal dengan harga dan sepakat dengan pilihan foto yang akan digambar, kerjakan dengan profesional. Jangan sampai di tengah jalan mendadak menyesal dengan harga atau foto yang kualitasnya mblendes (pecah, resolusi kecil).

Kalau memang belum cocok dengan harga yang ente tetapkan atau dengan fotonya, jangan deal dulu. Deal boleh saja, tapi saat proses pengerjaan jangan mengeluh : "Asem, aku kok gelem se dibayar murah nggambar rai ruwet koyok ngene iki..." atau "Mek satusewu njaluk apik...semprul!"
Kalau sudah mengeluh, aras-arasen..kerja pun jadi setengah hati. Akibatnya hasil nggak maksimal. Dodol akik ae Mblo.

Juga soal harga kita harus tegas, jangan isuk tempe sore dele. Kalau harga di lapak sudah segitu ya jangan ditinggikan. Ini terjadi karena tahu klien ternyata orang kaya atau instansi yang sanggup bayar mahal. Akhirnya harga ditinggikan. Kalau kliennya deal, Alhamdulilah. Kalau tidak, modarrrrr..gak sido mbayar utang.



4. Jangan menyinggung kekurangan fisik klien
Setelah klien mengirimkan foto yang akan digambar, jangan kasih komentar yang aneh-aneh : "Mas kok kupinge sampeyan krowak yo..iki asli opo efek foto?" atau "Rambute sampeyan kok putih mas..iku uwan opo disemir mas?...nek semir kok gak roto yoo.."

Atau pada saat gambar sudah kelar, ternyata klien minta revisi karena giginya terlihat merongos. Ente jangan sampai bilang, "Pancen untune sampeyan merongos kok..yo tak gambar ngono iku, opo onoke..sportif ae mas."

5. Jangan sok
Kalau skill ente masih standar, jangan sok-sokan menyanggupi permintaan klien yang ente belum menguasainya secara teknis. Misal, ada klien yang minta karikatur realis Lady Diana, ente langsung menyanggupi. Padahal kemampuan gambar realis ente ancur minah. Akhirnya gambar Lady Diana jadinya Mpok Nori.

Atau jika ente nggak biasa nggambar pakai cat air atau media yang lain, jangan nekat menerima order yang mengharuskan ente pakai media tersebut. 

Ujung-ujungnya job tadi ente lempar ke kartunis lain yang lebih senior. Apesnya, si kartunis minta harga yang tinggi (karena waktunya mepet dan sulit secara teknis). Mampussss. Lagian ente ini kartunis apa makelar?



6. Jangan rakus
Kalau sudah overload, jangan memaksa menerima order lagi. Ada memang jenis kartunis yang rakus, meng-iya-kan semua orderan. Akhirnya dikerjakan dengan sangat ngebut patas jaya sumber kencana. Semalam bisa mengerjakan 10 wajah, tapi jadinya wajahkensis alias mblendes.
Atau kalau tidak begitu, dilempar ke kartunis lain. Woiiii! ini nggambar Mblo, bukan sablon atau kerajinan yang lain. Coretan tangan atau style kartunis yang satu dengan yang lain itu berbeda. Orang order ke kita karena kita punya style yang mereka suka. Jadi (kalau saya) saya nggak akan melempar kerjaan (gambar) saya ke kartunis lain kecuali ada persetujuan dari klien.

7. Jangan berikan rasa tidak aman
Biasanya order wajah untuk kado ulang tahun, perkawinan, kenang-kenangan dan sejenisnya, harus kelar jauh hari sebelum hari H. Maka ente harus memberikan rasa aman dengan menyelesaikan kerjaan tepat waktu. Kalau tidak, ente akan dapat citra buruk dan klien mikir seribu kali untuk order lagi. Kado Ultah mungkin bisa telat tapi kado perkawinan nggak bisa Mblo.

8. Jangan reseh
Jika klien minta revisi karena mungkin pipinya terlalu tembem, giginya terlihat merongos atau lubang hidungnya kebesaran..jangan protes atau reseh. Karena yang berhak reseh itu klien, bukan ente. Turuti saja permintaanya, asal tidak revisi total aja, karena itu sama saja dengan order baru. Nyetrap kartunise.

Jelaskan atau beri pengertian kenapa bisa begitu tapi jangan pernah paksa mereka untuk paham soal seni atau teori menggambar. Nggak akan berhasil, karena kebanyakan klien itu awam seni.

9. Jangan terlalu mikir fee jika sudah deal
Kalau sudah deal dengan harga, jangan mikir soal fee. Kerjakan sebaik mungkin, masalah nanti kliennya mangkir yo wis..apes. Ibarat tukang becak : setelah harga sepakat, si tukang becak langsung mengayuh becaknya. Nggak mikir dibayar atau tidak. Pikirannya cuman nyetir becak dengan benar.

Biasanya kartunis pemula yang punya perasaan begitu, ada rasa takut nggak dibayar. Akhirnya konsentrasi terganggu saat proses nggambarnya. Mending apapun yang terjadi kerjakan saja. Walaupun memang bikin dongkol stadium 4, sudah capek-capek begadang..eh di-PHP atau dibayar tengkyu doang.

10. Jangan bertindak gegabah jika klien mangkir
Walaupun jarang terjadi, masih saja ada orang yang mangkir alias nggak bayar. Biasanya terjadi pada bisnis online, transaksi via inbox. Tak kenal kliennya, tak pernah bertatap muka langsung.
Mengatasi hal ini, saya pribadi biasanya langsung blokir jika tiga hari tak ada kabar. Atau saya ikhlaskan saja, semua ada balasannya. Sakarepmu kono...

Jadi ada baiknya ada DP (Down Payment) dulu. Walaupun saya tak melakukan itu. Yang jelas saat gambar kelar (belum dibayar), saya kirim sampel yang resolusi kecil dulu. Setelah uang cair, baru kirim file orisinil. Kecuali klien teman sendiri atau orang yang bisa dipercaya.

Sebenarnya bisa saja kita mempermalukannya di Medsos dengan status : Dicari Boireng, order karikatur nggak bayar. Tapi mending jangan lakukan, karena kita tak pernah tahu alasan kenapa dia mangkir.

Pernah dulu ada yang sempat ngilang ketika kerjaan sudah kelar dan terkirim. Tapi setelah tiga hari klien inbox, minta maaf belum bisa bayar karena anaknya masuk rumah sakit. Ya sudah, walaupun bisnis itu harus tegas tapi tetap harus pakai nurani. Rejeki tak akan kemana.

Atau bisa juga bikin status sindiran di fesbuk (bila transaksinya via fesbuk) : 'Tolong hormati profesi seseorang, jangan minta gratisan, gambar gratis hanya untuk teman spesial..maaf saya bukan Sinterklas.'

Well, itu 10 poin penting yang sebaiknya jangan lakukan jika ente seorang kartunis komersil, tapi silahkan lakukan jika ente seorang guru karate. Dan sori kalau tulisan ini banyak menggunakan bahasa Jawa timuran. Bukannya mau Jawasentris, tapi karena feel-nya lebih dapat dengan bahasa itu. Trims.


-Robbi Gandamana-