Selasa, 05 Februari 2019

Membudayakan Jatuh Cinta



Sepertinya aku sepaham dengan Prie GS (budayawan yang agak terkenal) dalam soal cinta. Ayeee. Pokoknya Jangan pernah berhenti jatuh cinta. Kalau ingin hidupmu lebih hidup. Hidup di dalam pelukan keindahan.
Orang yang jatuh cinta itu hidupnya indah. Jangankan diterima, ditolak saja indah. Karena jatuh cinta nggak ada hubungannya dengan ditolak atau diterima.
Jatuh cinta itu bukan milik para jomblo. Yang sudah menikah pun boleh jatuh cinta. Nggak masalah, sing penting nggak ditindaklanjuti. Kalau sudah punya pasangan yang sah ya Lebih baik nggak usah diucapkan. Bahaya. Diam dan nikmati saja.
Orang yang sedang jatuh cinta itu hawanya ingin berdandan terus, Ngoca-ngoco ae, padahal merongose tetep. Jatuh cinta itu dramatik banget. Kalau kamu jatuh cinta, kamu merasa berada di titik tertampanmu. Tomingse lewat. Betapa keramatnya orang yang jatuh cinta.
Jangankan dikasih senyuman, dicueki saja kamu tetep cinta. Cinta bisa jadi nggak ada hubungannya dengan dicueki atau dikasih senyuman. Cuma melihat sekilas orang yang kau cintai, iku wis nggawe atimu ayem. Lha wong lihat genteng rumahnya saja bisa membuat hatimu berbunga-bunga.
Membudayakan mencintai itu penting. Proto tipe pertama yang paling mudah itu mencintai perempuan-perempuan cantik. Seorang seniman, pekerja seni atau yang pecinta seni itu lebih gampang mencintai (jatuh cinta). Karena mereka peka terhadap keindahan.
Tapi seorang seniman itu yang dicintai pastilah cewek cantik. Walaupun sadar pasti ditolak. Belum "nembak" sudah "tertembak" duluan. Tapi itu nggak masalah, wis tau. Lebih baik siap ditolak daripada siap diterima. Ditolak cewek cantik itu sepadan. Kalau ditolak cewek jelek itu sakitnya dua kali, bahkan lebih. Oughh, bla bla bla.
Maka perbanyaklah cinta. Jangan memperbanyak selingkuhan. Jatuh cinta boleh, selingkuh jangan. Ojok salah yo.
Lagu "Too Much Love Will Kill You" milik Queen yang ditulis Brian May untuk Freddie Mercury itu sebenarnya "Too Much Sex Will Kill You". Karena Freddie Mercury mampus bukan karena banyak cinta, tapi karena kebanyakan seks (gonta-ganti pasangan).
Makna  "Love" dengan "cinta" itu kadang berbeda. Di dunia Barat "love" itu biasanya digandengkan dengan seks. "Make love " itu maksudnya melakukan seks bukan sekedar bercinta. 
Kalau bercinta itu sebuah interaksi sosial dua manusia atau lebih yang melibatkan cinta. Walaupun cuma ngobrol kalau itu dilakukan dengan cinta, itu sudah bercinta.
Apakah jatuh cinta itu dosa? Gak eruh, aku guduk Tuhan. Tapi menurutku kalau cuman rasa (atau niat) yang masih di dalam hati itu nggak masalah. Selama tidak berbuah perselingkuhan (zina). Jangankan jatuh cinta, niat membunuh orang pun itu belum dihisab. Baru dihisab ketika sudah dilakukan.
Kalau masih niat (buruk) di dalam hati, itu tidak dihisab. Hanya niat baik yang sudah dihisab, walaupun belum dilakukan. Seperti orang yang berniat infaq ke masjid. Tapi saat akan infaq lupa bawa dompet, akhirnya nggak jadi infaq. Itu sudah dapat pahala. Itulah bukti kedahsyatan kasih sayang Alloh.
Menurut Prie GS, untuk sampai ke keindahan jatuh cinta maka harus dikonversi dengan banyak membaca. Memperbanyak wawasan. Memperluas cakrawala berpikir. Seandainya patah hati, patah hatinya puitis, indah. Nggak lari ke oplosan, opo maneh sampek bunuh diri.
Jadi, membaca adalah modal dasar kalau ingin jatuh cintanya indah. Kalau "gagal membaca buku" jatuh cintanya pasti buruk.
Kalau sudah terbudaya dengan mencintai, untuk membunuh serangga yang sebenarnya "public enemy" pun nggak tega. Cintanya mendahului murkanya. Seperti cerita Prie GS saat lihat kecoa. Dia nggak tega membunuhnya, terjadi konflik di dalam hati. Karena kecoa itu juga hamba Alloh.
Menurut Prie GS, kecoa itu punya kelemahan anatomis. Jika dia terbalik, nggak bisa bangun lagi sampai mati. Jadi kecoa termasuk hewan yang teraniaya, hamba Alloh yang sedang sakaratul maut. Jadi, layak untuk ditolong. ?????? Mumet ndase.
Dalam segala aspek, cinta (dalam arti yang luas) memang perlu ditumbuhkan. Melakukan apa pun tanpa cinta itu berat. Bahkan sengsara. 
Berangkat ke kantor tapi sama sekali tidak menemukan cinta di sana, itu sengsara. Tidak cinta dengan kerjaannya, kantornya, boss-nya, teman-temannya dan banyak lagi. Sengsara bingits. Bunuh diri ae le.
Jatuh cinta harus dibudayakan. Nggak cuman soal  cewek dengan cowok, tapi pada seluruh aspek. Dunia saat ini kacau karena sudah terpolusi kebencian sedemikian akutnya. 
Apalagi di tahun politik sekarang ini. Dimana-mana kita menemui kebencian. Yang paling parah itu di Medsos, wong podo nggambleh pating pecotot gak karu-karuan. Medsos sudah jadi agen kebencian.
Sebenarnya nggak masalah nyetatus atau posting soal peli eh politik, tapi bagaimana caranya harus simpatik.  Menurutku, kalau kamu nggak pandai merangkai kata, jangan ikutan bicara. Kadang bencana tercipta karena salah memilih kata.
Jadi sekarang, untuk menetralisir kebencian di tahun politik ini mari kita budayakan jatuh cinta. Karena cinta adalah kunci untuk menuju kehidupan yang harmoni.
Wis ngene ae, tulung nek salah dikoreksi.
-Robbi Gandamana-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar