Jumat, 04 Desember 2015

Hoax dan Budak Informasi di Era Teknologi

Jangan Dibutakan Oleh Kecintaan dan Kebencian yang Berlebihan

Era saat ini adalah era dimana informasi begitu cepat dan mudah didapatkan. Dan internet adalah gudangnya segala jenis informasi, baik berupa ilmu maupun pengetahuan (Pengetahuan itu hanya fokus pada satu titik pandangan, sedangkan ilmu itu luas).

Di internet semua orang bebas lempar apa saja. Seandainya bisa kencing, orang akan kencing di sana. Boleh tidak terlihat wajahnya dan boleh tidak bertanggung jawab.

Tak heran kalau internet itu gudangnya tukang tipu, pembual, wong gendeng, pengecut dan sebagainya. Kita pun sebenarnya tak pernah benar-benar yakin dengan isi sebuah berita, benar terjadi atau hoax. Tanpa repot cek dan ricek kita langsung menelannya bulat-bulat.

Sampai saat ini pun masih banyak Netizen yang mudah sekali percaya dan nge-share berita hoax. Di samping karena kurangnya wawasan dan pengetahuan, berita hoax tadi mewakili kebencian atau kecintaan Netizen akan seseorang atau suatu kaum. Itu yang menjadikannya buta : terlalu cinta atau terlalu benci.

Ketika ada artikel yang mengulas soal konspirasi Zionis, langsung di-share begitu saja oleh para Yahudi Hater tanpa pikir panjang. Padahal isinya cuman asumsi (tanpa data yang valid) dari Netizen yang haus eksistensi dan popularitas.

Seperti artikel kemarin yang menuduh teror di Paris adalah rekayasa : Sebuah konspirasi oleh Zionis agar masyarakat dunia makin membenci Islam. Di tulisan tersebut dituliskan bahwa korban teroris adalah boneka. Hasilnya, artikel ini telah di-share oleh 30.000 lebih netizen gemblung bin ndlahom.

Walaupun sudah dihapus tapi tak banyak merubah keadaan, karena sudah terlanjur dibaca dan menimbulkan kebencian antar umat. Dan ternyata artikel tersebut sempat di-copy dan di-share lagi oleh sebuah situs yang lumayan (nggak) terkenal.

Banyak orang yang hidup di alam ilusi, paranoid. Gampang sekali curiga dan tersinggung. Jika ada gambar/tanda yang merujuk pada gerakan Zionis langsung dituding Iluminati, Dajjal, Mas Yudi bla bla bla. Dan ternyata tidak terbukti seperti itu.

Saya Muslim dan percaya memang ada Konspirasi Yahudi tapi tidak segitunya Mblo. Tetap gunakan akal sehat, tidak gampang menuding orang lain sesat. Waspada boleh saja asal jangan kelewatan..bahaya. Agama adalah soal yang rawan.


Jangan Jadi Budak Informasi

Kalau sudah banyak membaca informasi di internet, orang akan menganggap dirinya menguasai informasi . Padahal sebenarnya yang terjadi adalah dia dikuasai informasi. Menjadikan dirinya budak informasi. Informasi cuman dibaca tok tanpa diolah. Juga memaksa loading padahal otak tak mampu mencerna. Itu yang membuat banyak orang jadi 'sakit'. Pikiran nggak fresh..mumet!

Banyak dari tulisan di media tidak bisa dijamin 100% validitasnya. Bila terlalu lugu, kita akan jadi makanan empuk media massa. Kita tahu, media massa adalah alat pencuci otak yang paling mujarab. Ingat di era Suharto, media (khususnya TV) dijadikan alat propaganda yang efektif. Juga saat sekarang, 2 stasiun swasta yang masih saja 'perang politik' untuk meraih simpati padahal pencapresan sudah selesai.

Berita-berita politik yang beredar sekarang adalah versi kedengkian kubu yang satu terhadap kubu yang lain. Tak ada kemurnian di berita-berita tersebut. Jadi jangan terlalu dimasukan di hati apalagi sampai ngotot mata mendelik untuk membelanya. Biasa ae Mblo..

Menambah pengetahuan dengan cara berburu informasi itu baik, tapi kalau menjadikan kita pasien yang mudah dihasut dan disetir oleh situs-situs pelintir, itu menjadikan kita budak informasi. Kita diperalat oleh situs-situs tersebut dengan nge-like dan share berita yang penuh hasut dan kebencian.

Ada baiknya me-manage lagi, mana berita atau informasi penting dan mana yang tidak. Jujur saja, banyak sekali berita dan tontonan di media (Internet maupun televisi) yang nggak penting dan bikin kita terpancing untuk emosi. Misal baca artikel politik di situs yang terkenal suka melintir, membaca ulasannya yang ngawur, kita jadi emosi. Akhirnya malah jadi bad mood padahal niatnya cari hiburan.

Banyak sekali acara-acara di TV yang jauh dari kesan mendidik dan nggak penting. Bila kita ikuti terus acara tersebut, kita malah dumber than before. Nggak malah tambah cerdas, tapi malah tambah ndlahom. Begitu juga dengan dunia maya. kalau kita turuti berita-berita yang nggak jelas juntrungannya, kita malah jadi gemblung. Waktu, tenaga dan pikiran terbuang percuma...mending buat bercinta.

Jadi sekarang jangan jadi pasiennya para pembohong, pembual dan pengecut dunia maya. Jangan sampai informasi itu menguasai otak kita. Orang yang menguasai informasi bukan orang yang membaca informasi tapi orang menjadi menjadi sumber informasi.

Sebisa mungkin jangan jadi konsumen doang. Cuman membaca, donlot dan sharing. Komsumsilah sesuatu, jadikan subyek dalam diri sehingga kita jadi sumber informasi. Dengan kata lain jadilah pemberi informasi, jangan cuman menyerap informasi.

Maka menulislah...

-Robbi Gandamana-

*dipublikasikan pertama kali di Kompasiana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar