Jumat, 22 Maret 2019

"Lords of Chaos," Kisah Musisi Black Metal yang "Sakit"


Film "Lords of Chaos" (2018) sepertinya hanya cocok untuk para metalhead, khususnya penggemar genre Black Metal. Penggemar Dangdut Koplo pasti mumet ndase nonton film ini. Gedabukanful.
Film berdasar kisah nyata (cerita diadopsi dari buku berjudul sama) ini  terlalu brutal untuk ditonton oleh priyayi, remaja masjid dan sejenisnya. Ada beberapa adegan tak senonoh yang membuat kita zina mata.
Band Black Metal Norwegia memang beda. Mereka benar-benar 'black', Satanis sejati. Bukan band pencitraan yang mencitrakan diri Anti-Christ. Seperti kebanyakan band Metal Amrik, Inggris, atau Jerman yang seolah-olah Satanis tapi ternyata enggak. Bertampang iblis hanya untuk kepentingan entertainment (menarik perhatian), walau ada yang Anti-Christ tulen.
Sebut saja Kiss, Black Sabbath atau Alice Cooper, mereka adalah karakter kartun milik umum. Satanis kartun. Nggak benar-benar memuja setan, mereka entertainer. Semakin kontroversi semakin banyak mendapat perhatian.
Film ini berkisah tentang perjalanan band Mayhem dan para personilnya yang kontroversial. Adalah Oystein "Euronymous" Aarseth ( diperankan Cory Culkin) sang gitaris pendiri band dan Varg "Count Grishnackh" Vikernes (Emory Cohen), bassis. Juga kisah singkat Dead  alias Per Yngve Ohlin  (Jack Kilmer), vokalis pertama Mayhem yang mengabdikan hidupnya untuk kematian.
Dead bunuh diri sesuai saran Euronymous, "Ada jalan keluar jika kau benar-benar depresi. Satu tembakan di kepala, dan semuanya berakhir. Tak ada lagi rasa sakit."
Dead adalah orang yang sangat membenci (pembunuh) kucing. Dia bisa begitu "sakit" karena saat kecil selalu diusik, dibully dan dipukuli hingga begitu parah. Membuatnya selalu depresi. Kadang dia benar-benar mati untuk sesaat.  
Dead mati di saat Mayhem  mulai terkenal di kalangan metalhead Norwegia. Bunuh diri dengan menembakan senapan laras panjang di jidatnya. Serpihan tengkoraknya dijadikan kalung oleh para personil Mayhem. Hanya sang bassis, Jorn 'Necrobutcher' Stubberud,  yang menolak. Keputusan itu membuatnya dipecat dari Mayhem (yang nantinya digantikan oleh Varg Virkenes).
Mayhem memang band orang sinting. Euronymous pernah bilang, "Kami tak punya fans fanatik perempuan. Kau takkan tahu harus bagaimana dengan mereka. Kami tidak menginginkan mencumbu fans wanita. Kami menyukai kehancuran dan penderitaan. Saat orang mendengar musik kami, kami ingin mereka melakukan bunuh diri."

Film ini menyorot soal dekadensi moral musisi maupun fans band Black Metal di Norwegia. Yang paling parah adalah Varg Virkenes. Dia adalah pelaku pembakaran sejumlah gereja di Norwegia. Varg juga seorang Paganisme, kepercayaan yang dianut oleh bangsa Viking sebelum adanya Kristenisasi di Norwegia.
Pembakaran gereja yang dilakukan Varg adalah dendam lama seorang fanatik Viking terhadap Kristen. Dia menginginkan mengenyahkan semua agama langit di Norwegia.
Varg Vikernes adalah seorang kriminal kelas berat. Disamping melakukan pembakaran gereja, dia juga membunuh dengan keji Euronymous karena sakit hati selalu diremehkan plus dikibuli. Tapi Varg menyangkal tuduhan ini dan berdalih bahwa dia terpaksa membunuh karena membela diri.
Varg Virkenes memang manusia kacau. Walau sebenarnya dia musisi jenius. Dia pendiri band Burzum. Semua instrumen dimainkan oleh dia sendiri, dari vokal, gitar, bass, sampai drum.
Varg Virkenes  juga seorang aktivis. Anggota Cymophane (kelompok neo-Nazi). dan juga terlibat dalam Norwegian Heathen Front, sebuah bagian dari kelompok Jerman Heathen Front, sebuah organisasi pagan. Kedua kelompok itu didirikan dan dipimpin oleh Varg sendiri. Tapi di film ini tidak terlalu diekspos.

Musik harusnya jadi sarana pelampisan saja. Nggak terus jadi agama. Bagiku musik metal adalah pelampiasan sisi gelap. Tapi bisa juga melampiaskan sisi kekanakan dan sisi-sisi yang lain. Tergantung genre musiknya. Band Metal banyak jenisnya.
Di Endonesyah kebanyakan Metalheadnya cuman "pencitraan". Mencitrakan diri sangar, tapi sebenarnya pemalu. Seolah-olah Satanis, tapi saat ditagih debt collector, berdoanya khusyu sekali.
Metalhead di sini hanya mengambil kulit luarnya, semangatnya. Saat di konser jingkrak-jingkrak dan misuh-misuh gak karu-karuan. Setelah selesai konser, pulang ke rumah hidup normal seperti biasa : kerja bakti, rapat warga, Jum'atan, ngemong anak, ngliwet, nguras jeding, blonjo tuku tempe. Gak sangar blas.
Anak band Black Metal di sini dengan anak band Black Metal Norwegia itu beda banget. Band Mayhem ini nggak cuman sekedar memainkan musik iblis, tapi juga punya tempat pemujaan setan yang bernama Black Circle. Anggotanya orang sinting beneran dan para psikopat yang terobsesi membunuh orang. Remuk total.
Untuk lebih jelasnya monggo ditonton sendiri filmnya. Capek nulisnya. Enak awakmu moco tok ae.

Robbi Gandamana, 21 Maret 2019


Detail Film :
Sutradara             :  Jonas Akerlund
Produser               :  Kwesi Dickson, Danny Gabai, Jim Czarnecki, Erik Gordon, Jack Arbuthnott, K Mori
Skrip                       :  Dennis Magnusson, Jonas kerlund
Adopsi                    :  Buku "Lords of Chaos" oleh Michael Moynihan and Didrik Sderlind
Pemeran               :  Rory Culkin, Emory Cohen, Jack Kilmer, Sky Ferreira
Musik                     :  Sigur Rs
Cinematorafi      :  Pr M. Ekberg
Editor                     :  Rickard Krantz
Diproduksi          :  Insurgent Media, Scott Free Films, RSA Films, Eleven Arts
Distributor          :  Arrow Films (Inggris)
Tanggal Rilis      :  23 Januari 2018 (Sundance Film Festival), 29 Maret 2019 (Inggris)
Durasi waktu     :  118 menit
Negara                  :  Inggris, Swedia
Bahasa                  :  Inggris
Genre                    :  Biografi, Drama, Horror, Thriller
Skor                       :  6.5/10

(Sumber : Film "Lords of Chaos", IMDb, Wikipedia dan interprestasi pribadi.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar