Rabu, 13 Maret 2019

Tahun "Pergantian Pemain"




Ya'opo rek, sedino wingi ping telu ngelayat wong mati. Mati kok janjian. Ada yang meninggal karena memang sudah tua, ada yang kena diabetes akut dan ada yang wafat karena kanker yang membuat hidungnya krowak. Ngeri. 

Aku jerawaten nang isor lambe ae wis misuh-misuh (padahal jadi mirip Rano Karno jaman nom-noman), ndane nek irungku krowak. Dasar aku manusia yang tidak pandai bersyukur. Ya Alloh ojok sampek aku dike'i penyakit koyok ngono yo.  Aamiin. 

Tiga orang yang wafat tadi kok ya timingnya pas --> hari libur, tanggal muda dan hari Kamis (malam Jum'at). Hari libur : nggak perlu ribet ke HRD ijin nggak masuk kerja. Tanggal muda : bisa nyumbang banyak karena uang gaji baru cair. Dan kematian di malam Jum'at adalah saat yang istimewa bagi seorang Muslim. Untuk penjelasannya silakan tanyakan pada Ustadzmu. Aku males njelasno. Nggolek enake tok ae koen iku.

Tahun ini sepertinya tahun "pergantian pemain" . Banyak kelahiran tapi juga banyak kematian. Hampir tiap hari di medsos maupun dunia nyata selalu ada berita kematian juga berita kelahiran seorang teman atau orang terkenal. 

Nek awakmu wis kroso ambekanmu mengkas mengkis, menggak mengguk, wotak watuk, ngisang ngising ae, ototmu moro-moro obah dewe, jidatmu berdenyut terus, wetengmu kroso isis padahal ganok angin..siap-siap ae dijemput malaikat Izrail. Terutama yang umurnya 65 tahun ke atas. Nek watuk untune katut metu. 

Yang memenuhi kriteria ciri-ciri akan mati di atas, mulailah hunting kayu gawe peti mati sing apik. Nggak perlu Jati. Tapi nek iso ojok kayu Randu, opo maneh kayu kum-kuman banyu peceren. Ambune badek Ndes.  Sekalian kain kafan sing SNI. Golek nang Pasar Klewer. 

Tapi sebenarnya mati itu tidak ada hubunganya dengan sakit. Banyak yang sehat nggak ada apa-apa lha kok ndilalah mati. Ada juga yang sakit bertahun-tahun tapi nggak mati-mati. Awet rekoso. Tuhan pancen seneng guyon kok. Bahkan sebenarnya hidup itu juga nggak ada hubungannya dengan mati. Hidup itu tugas manusia, mati itu urusan Tuhan. 

Dan kematian juga tidak didominasi oleh kaum tua. Arek cilik umur 9 tahun sing wis mati yo akeh. Tapi yang mempunyai kans besar dijemput malaikat pencabut nyawa adalah kaum tua renta. Wis wayahe lah. Mosok urip terus. Tapi sebenarnya manusia itu makhluk abadi. Mati itu cuman soal biologis. Masio awakmu diidek-idek nganti penyet, kamu tetap ada. Sejatinya kita nggak mati, cuman ganti alam. 

Konon yang umurnya panjang itu yang telinganya budek. Karena sering nggak dengar saat dipanggil Tuhan. Itu katanya lho. Embuh iku betul opo ora, ojok percoyo. 

Superman, Hulk, Batman juga pasti tua dan mati. Cuman nggak akan diperlihatkan di filmnya. Penonton bakal kecewa. 

Juga jangan dikira kalau yang suka merokok umurnya pasti pendek. Bapakku perokok berat meninggal di umur 76. Tapi meninggal karena diabetes, bukan karena rokok. Kalau bungkus rokok dikasih peringatan : Rokok membunuhmu, harusnya gula juga dikasih peringatan di bungkusnya : Gula membunuhmu. Karena ternyata gula bisa lebih membunuh daripada rokok. 

Oke, menurut pakar kesehatan, diabetes bukan penyebab kematian, tapi diabetes adalah induknya segala penyakit. Penderita diabetes meninggal bukan karena diabetes tapi karena komplikasi yang disebabkan diabetes. Yo podo ae asline, penyebab utamanya adalah diabetes, kadar gula berlebih.

Aku nggak ngerokok rek, tapi nggak begitu setuju fatwa rokok haram. Sehat atau tidak sehat itu tidak ditentukan oleh rokok. Tapi oleh bagaimana caramu merokok. Sebelum merokok kenali tubuhmu dulu. Kalau lidah dan tubuhmu menolak, berhentilah merokok. Paru-parumu jebol engkok. Tiap manusia punya kapasitas atau ketahanan tubuh yang berbeda.

Hanya Allah yang berhak mengharamkan. Kalau ada fatwa yang mengharamkan rokok, itu cuman tafsir ulama. Fatwa Ulama itu tidak mengikat, bebas, dilaksanakan monggo, nggak dilaksanakna sakarepmu kono. Lha wong cuman Ulama, bukan Rasul. Kalau Rasul pasti benar. Beragama itu harus berdaulat, jangan jadi taqlid buta. Ojok koyok arek cilik, diakali manut ae.

Kalau rokok haram, kenapa gula nggak diharamkan sekalian. Karena penyebab kematian terbesar saat ini adalah diabetes, bukan paru-paru atau  kanker mulut. Jangan percaya begitu saja kalau rokok itu pasti membuat orang cepet mati. Bahkan ada seorang dokter di Malang yang menggunakan rokok sebagai terapi penyembuhan. Mumet ndasmu khan. 

Karena propaganda soal rokok membunuhmu itu kerjaan para Kolonialis Global yang dipimpin oleh Amrik yang tujuannya menghancurkan komiditas tembakau kita yang kualitasnya super di seluruh dunia. Nggak cuman tembakau, tapi juga kelapa, garam, dan banyak lagi. Bangsa kita dilarang besar. Biar gampang diadudomba, enak njajahnya bla bla bla sudah aku tulis dulu.

Tenang ae talah, kita ini bangsa Nusantara yang punya teknologi jiwa yang bernama sugesti. Apa saja yang masuk diperutmu yang menurut orang sono nggak sehat, kalahkan dengan sugestimu, kalahkan dengan kekhalifahanmu. Kun fayakun penyakit minggat!

Bayi cuman dikasih tajin dan pisang saja bisa tumbuh besar. Badan kita memang cebol, tapi punya ketahanan yang luar biasa. Tentara Amrik saja heran lihat tentara Indonesia yang kuat (diuji) bertahan hidup di dalam hutan selama sebulan tanpa bekal makanan, atau menyelam di dasar laut yang dalam tanpa peralatan memadai. 

Kembali ke soal mati.

Kita semua sedang menuju kematian. Wis talah kita pasti mati, cuman nggak tahu nomer antriannya. Kematian itu menakutkan, maksudnya kita nggak tahu saat dalam keadaan bagaimana kita mati. Alhamdulillah kalau matinya saat shalat atau ibadah. Lha kalau matinya saat nonton konser dangdut koplo sing penyanyine sempakan tok, opo gak medeni. 

Kalau ada yang bilang "Aku nggak takut mati!" itu dalam rangka menenangkan diri. Tentara sing jarene gagah berani iku ae yo asline wedi mati nek perang. Eling anak bojone, ya'opo carane tetep urip. Ojok percoyo karo Rambo. Gak onok tentara koyok ngono iku. Rambo iku koyok pepatah Jowo "ulo marani gepuk". 

Karena ini tahun "pergantian pemain" maka persiapkan dengan baik kematianmu. Terutama sing wis tuwek-tuwek. Ojok kakean pringisan. Gak usah terlalu serius mbelani Capresmu. Capresmu gak iso nulung pas nyowomu dicabut malaikat Izrail. 

Sip yo, tulisan mbois iki rek. Bukan karena apa, tapi nasehat yang paling baik itu soal kematian.

-Robbi Gandamana-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar