Aku paling neg kalau ada postingan di WA yang memuat tulisan seperti ini --> "Tolong sebarkan wa ini ke 20 muslim, insya Allah dalam waktu 10 hari kamu akan dapat rizki besar, dan bila tidak disebarkan maka kamu akan menemukan kesulitan yang tidak henti-hentinya (demi Allah terbukti)....."
Semproel..
Kok berani-beraninya ngomong, "Demi Allah (nasib kita akan buruk kalau tidak ngeshare)". Woala, baik buruk nasib manusia tidak ditentukan oleh postinganmu Doel.
Sekarang ini banyak orang yang kemaruk amal jariyah seperti itu. Sampai berani bergaya layaknya keponakannya Tuhan, menakut-nakuti orang lain : kalau nggak ngeshare postingannya akan dapat celaka. Asli menyebalkan.
Nabi pun nggak berani meramal nasib seseorang seperti itu. Nabi cuman mengajak atau mengajarkan kebaikan. Soal ajaran itu diterima, disebarkan lagi atau tidak, dia nggak punya kuasa untuk itu. Hidayah 100% kuasa Allah.
Makanya betul kata Simbah, bahwa Amar Ma'ruf itu bukan tugasnya Ulama, bahkan Nabi. Amar Ma'ruf itu tugasnya Presiden (penguasa terpilih)--> memerintahkan (amar) untuk menaati, menjalankan hukum negara yang sudah diarifi (ma'ruf) dengan beserta aparat hukumnya.
Tugas Ulama hanya mengajak, mengingatkan dan menyebarkan kebaikan (dakwah khair). Tidak memerintah, tidak memaksa. Mau ikut silakan, nggak mau monggo. Dalam soal beragama, jangan mau diperintah-perintah oleh siapapun. Beragama harus berdaulat. Juga jangan mau dibaiat oleh aliran apapun atau siapapun.
Yang mempertanggungjawabkan hidupmu adalah dirimu sendiri. Bukan Ulama. Ulama saja masih harus minta pertolongan Nabi, lha kok kamu minta pertolongan Ulama dan memasrahkan hidupmu 100% padanya. Ulama bukan Nabi. Oke, Ulama harus dihormati, tapi jangan dengarkan omongan mereka kayak mendengarkan Nabi ngomong. Jangan kayak keranjang sampah.
Kemarin Habib Novel Alaydrus menghapus akun Instagramnya karena kesal tiap kali posting sesuatu yang menyangkut Habib Rizieq selalu dihapus pihak Instagram. Konyolnya para jamaahnya tanpa pikir panjang langsung ikut-ikutan menghapus akun Instagramnya. Padahal menurutku Habib Novel cuman curhat, tidak mengajak, apalagi memerintahkan untuk menghapus akun.
Aku juga pengagum Habib Novel, dakwahnya asyik dan masuk akal, tapi kalau ikutan menghapus akun Instagram ya nanti dulu. Sori Ndes. Aku menggunakan Instagram untuk cari uang, walau nggak 100% bisnis. Tidak untuk majang raiku sing pas-pasan iki.
Sosmed itu cuman alat. Bagus kalau dipakai untuk kebaikan, terserah kalau mau dipakai maksiat. Dan Instagram punya hak 100% untuk menghapus, men-suspended (atau apapun istilahnya) akun atau postingan yang menurutnya membahayakan atau tidak menguntungkan pihak Instagram. Kita cuman nunut.
Perintah (agama) hanya datang dari Allah, bukan dari Nabi bahkan Ulama sekelas Imam Hanafi, Hambali, Ghazali dan lainnya. Nabi hanya ditugaskan menyebarkan perintahNya. Bukan memerintahkan umatnya menjalankan perintahNya. Bahkan Allah pun membebaskan hambanya memilih, mau taat silakan, mau kafir juga sumonggo. Milih surgo monggo, milih neroko matio kono.
Jadi sekarang, jangan mau hubungan kemesraanmu dengan Allah terganggu oleh "Ustadz WA" nggak jelas. Jangan mau diperintah ngeshare postingan orang. Ngeshare oke, nggak ngeshare juga boleh. Bebas.
Merdeka!!
-Robbi Gandamana-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar