Kamis, 23 Juli 2020

Kisah Nyata Awal Mula Pocong Keliling yang Menggemparkan Sukabumi di Tahun 2008 (Bagian 3)

                                                                   
sumber foto : kaskus.co.id
                                                                (Kisah sebelumnya)

Ririn itu tiga bersaudara. Dia punya dua kakak, cowok dan cewek. Yang cowok tewas dalam kecelakaan balap liar yang sebenarnya itu ulah jin penguasa tambang. Yang satunya kakak perempuan yang kuliah di Australia.
Mantel yang jadi sarang Jin bajingan itu adalah hadiah ultah si kakak perempuan untuk bapaknya. Mantel yang dibeli di Singapura itu limited edition (hanya diproduksi 100 biji). Karena mahal, pembelinya hanya orang kaya. Harganya mungkin setara dengan gaji buruh pabrik selama lima tahun beserta sampingannya.
Si kakak perempuan ini nggak tahu menahu soal Ririn yang jadi pocong. Sampai akhirnya dia telpon Ririn di tengah malam, yang tentu saja nggak akan diterima oleh Ririn yang sudah berubah jadi pocong. Maka Aria yang berinisiatif menerima panggilan kakaknya. Saat itulah kakaknya tahu dari Aria apa yang sedang terjadi pada keluarganya.
Dia jadi tahu alasan kenapa bapaknya bersikeras agar dia membeli mantel yang sama persis seperti mantel sebelumnya. Harganya berapa pun akan dibayar sama bapaknya. Selama ini yang dia tahu kakeknya meninggal karena sakit dan adik laki-lakinya tewas kecelakaan motor. Dia sama sekali nggak tahu kalau itu karena ulah makhluk jahanam.
Tanpa pikir panjang si kakak langsung cabut ke Jakarta. Dia sedih lihat nasib adiknya yang nyawanya terancam (bukan gudangan lho ya. Badokan tok apalanmu).
Si kakak dengan ditemani Aria menemani Ririn saat malam hari---FYI, Aria menemani Ririn selama 5 hari. Dari hari Rabu sampai Minggu---. Ririn sendiri kalau siang hari tidak sadar kalau saat tengah malam jadi pocong. Tahunya dia kemping, kecelakaan dan masuk rumah sakit. Dia hanya merasa kalau malam mengalami mimpi buruk. Mungkin mimpi orderan gambar wajah satu keluarga tidak dibayar.
Melihat nasib Ririn, si kakak bersumpah akan mendapatkan mantel yang diminta walau harus ditukar dengan nyawanya. Bapaknya Ririn juga akan ngasih apa pun yang diminta pemilik mantel. Orang kaya punya harta melimpah, kalau cuman sekarung emas sih kecil. Beda dengan kita-kita, jangankan emas, karungnya saja nggak punya.
Si kakak pun minta info soal mantel keparat itu di toko asalnya di Singapura. Setelah Susah payah mendapatkan list siapa saja pembelinya, si kakak dengan ditemani Aria mendatangi alamat pembeli yang ada di Jakarta.
Tentu saja pencarian mantel itu tidak segampang membalikan telapak tangan. Prosesnya berliku-liku kayak acara reality show Termehek-mehek di Trans TV. Karena belinya juga sudah lama, pembelinya banyak yang pindah alamat. Bahkan mungkin ada yang sudah pindah alam.
Singkat cerita, setelah mendapat informasi yang akurat, bertemulah mereka dengan seorang ibu-ibu yang berpenampilan kinclong layaknya toko emas berjalan, perhiasannya bikin silau men.
Tanpa babibu kakaknya Ririn langsung tanya sambil menunjukan gambar mantel, "Maaf bu, ibu yang punya mantel ini khan?"
"Iya. Ada apa ya?" jawab si ibu.
"Boleh nggak kalau mantelnya saya beli?" tanya si kakak to the point.
Ibu kinclong tadi langsung mendelik, "Kurang ajar. Anda nggak sopan. Itu mantel mahal. Saya bukan orang kere ya. Fak yu kalian!"
Buru-buru kakaknya Ririn minta maaf dan menjelaskan panjang lebar kenapa dia ingin sekali beli mantel tersebut. Bahkan sampai bersujud memohon agar si ibu mau menjualnya. Berapa pun akan dia bayar. Kakaknya Ririn saat itu sudah siap dengan kartu kredit, kunci mobil beserta mobilnya (tentu saja).
Tidak disangka si ibu nangis terharu dengar cerita kakaknya Ririn. Dia pun ngasih mantel itu gratis tis, "Ya sudah, mantel ini boleh kamu bawah..semoga adikmu cepat sembuh.."
Setelah bilang terimakasih, kakaknya Ririn dan Aria segera cabut pulang. Malamnya, ritual pun disiapkan. Si orang pinter minta kakaknya Ririn untuk memegang kepalanya Ririn. Orang pinter minta kalau Ririn nanti berontak, segera lepaskan tali pocongnya. Aria sendiri kebagian memegang kakinya. Takut kalau dia loncat-loncat keluar kamar ngajak main petak umpet.
Ritual kali ini adalah untuk pemindahan si Jin penguasa tambang ke mantel, sarang barunya. Tapi sebenarnya ritual ini juga langkah akhir, pemusnahan si jin keparat dari Bapaknya Ririn dan keluarganya.
Saat itu ada 20 sampai 30 orang pinter di lantai bawah melakukan ritual berjamaah untuk memusnahkan si jin penguasa tambang. Langkah akhir ini punya resiko yang sangat berat. Pilihan resikonya adalah Ririn selamat, tidak terjadi apa-apa, jinnya pergi selamanya atau Ririn mati.
Sempat terjadi drama ala sinetron, dimana kakaknya Ririn menangis minta pada pimpinan orang pinter agar nyawa dia ditukar dengan Ririn kalau seandainya ritual gagal. Mendengar hal tersebut, ibunya Ririn ikutan nangis. Semuanya yang ada di situ jadi terharu, semua mata berkaca-kaca. Sudah kayak sinetron Ratapan Anak Bombay.
Tengah malam pun tiba, tubuh Ririn pun berubah jadi pocong. Saat itulah dia berontak dan marah besar karena dikeroyok oleh kawanan orang pintar. Beraninya keroyokan, kalau memang jantan, satu lawan satu dong. Begitu mungkin batin si jin.
Tiba-tiba angin berhembus dan terdengar suara tawa khas netizen yang sedang debat, eh jin penguasa tambang ding, "hahahahaha goblok..dasar cah gemblung nggak punya otak..belajar lagi sana hahahahaha..." Tentu saja ngomongnya nggak begitu lah.
Di bawah, ritual semakin khusyu'. Mantra dan doa bersahut-sahutan menyambut kedatangan jin penguasa tambang yang mulai kasar. Adu kesaktian pun tidak terelakan.
Tapi akhirnya ritual membuahkan hasil. Pocong yang mulai berubah jadi Ririn teriak keras, "Tolong lepasin..panas..panas sekali.." Cepat-cepat kakaknya Ririn melepaskan tali pocong Ririn dan terbebaslah tubuh Ririn dari pocong.
Sesaat setelah kain pocong terlepas, Ririn langsung telanjang bulat. Cepat-cepat Aria menutupinya dengan selimut. Saat itu nggak ada pikiran ngeres (ya dikit lah), karena tertutup oleh rasa takut dan tubuh Ririn sendiri berbau sangat busuk, efek dari perpindahan dimensi. Kakaknya Ririn sendiri langsung muntah.
Sementara di bawah para orang pintar masih kasak-kasuk ritual memindahkan si jin ke mantel, sarang barunya, yang sekaligus akan diusir atau dilenyapkan jauh kembali ke alamnya sana dengan resiko kalau gagal Ririn akan mati.
Sebenarnya Ririn sendiri masih belum pulih betul. Dia masih saja kesurupan. Berontak dan ngoceh nggak karu-karuan. Tapi itu bisa diatasi karena dia didekap erat oleh kakaknya.
Setelah babak belur dikeroyok orang pintar, si jin pun KO dan minggat dari situ. Akhirnya keadaan dinyatakan aman, Ririn selamat kembali seutuhnya. Subhanalloh.
Dengan masih setengah sadar Ririn dikasih air minum orang pinter. Setelah itu dia tidur pulas. Semua yang saat itu ada di kamar Ririn pun turun ke kamar tengah. Mereka ngobrol ngalur ngidul merayakan kesuksesan pengusiran jin keparat itu. Kakak Ririn berterimakasih kepada Aria karena rela menemani Ririn selama jadi pocong.
Paginya mereka ngumpul lagi di meja makan. Tak berapa lama datanglah Ririn dari atas kamarnya dengan wajah sumringah. Dia menyapa orang yang ada di situ dengan manisnya. Dia menanyakan kabar kakeknya yang di rumah sakit dan ingin menjenguknya. Dia juga menanyakan kakak laki-lakinya yang tidak ada di situ. Dia pikir kakaknya sedang kumpul dengan teman-temannya sesama penghobi balap liar.
Saat matanya tertuju ke Aria, Ririn mengernyitkan dahi,  "Eee..ada orang. Ini siapa ya?"
Bapak ibunya yang ditanya begitu, bingung mau jawab apa. Aria sendiri kaget, kok Ririn lupa sama dia. Ternyata orang pinternya yang terpaksa menghapus ingatan Ririn 2 sampai 3 tahun ke belakang untuk menghindari trauma berat. Swemproel Ndes.
Aria cuman melongo menerima kenyataan pahit ini. Gimana nggak pahit, Berhari-hari menemani Ririn yang jadi pocong, eh dilupakan begitu saja. Sementara sahabat-sahabatnya Ririn pada nyerah, nggak berani menemani. Karena sebetulnya para sahabatnya juga bernasib apes. Sejak pulang dari gunung Salak, mereka sering kali diganggu makhluk halus yang ternyata anak buah jin penguasa gunung Salak yang marah karena Jin penunggu tambang telah bikin keributan di sana.
Bapak dan ibunya Ririn sepakat membuat skenario yang intinya kakek, kakak cowok dan Ririn kecelakaan lalu lintas. Hanya Ririn yang selamat, tapi mengalami amnesia akibat kecelakaan tersebut. 
Singkat cerita, Aria pun balik lagi ke Sukabumi melanjutkan mimpinya jadi juragan tepung terigu. Beberapa hari setelah itu dia dapat kabar dari kakaknya Ririn kalau Ririn akan hidup bersama kakaknya di Australia, memulai hidup baru.
Kalau nasib Aria sekarang saya nggak tahu, apakah dia masih jadi kuli panggul atau memanggul kuli. Tanyakan langsung ke orangnya.
Ya, begitulah kisah klasik pocong keliling yang pernah menggemparkan Sukabumi di tahun 2008 silam. Saya kisahkan kembali agar jadi pelajaran bagu kita semua, jangan pernah bikin perjanjian dengan setan, iblis, jin, demit atau pun namanya itu. Karena memang banyak sengsaranya daripada senangnya. Nuruti iblis, raimu rembes koyok bedes.
Hidup itu super singkat, jangan terperdaya oleh gemerlapnya dunia. Kemewahan dunia itu palsu. Dunia itu cuman persinggahan. Tempat akhir kita ada di akhirat. Makanya sangat rugi orang yang menggadaikan hidupnya hanya untuk kesenangan sesaat di dunia. Ndlahom jaya.
Bapaknya Aria itu korban dari orang pinter yang ada di tambang batu bara. Orang pinter yang menolong nyawa Ririn itu orang yang berbeda dengan yang di tambang. Orang pinter yang di tambang itu musuh dalam selimut. Dia ngomong ke bapaknya akan menjerat jin penguasa tambang agar tidak ngganggu pekerja tambang, tapi yang sebenarnya dia malah melakukan perjanjian (konspirasi) dengan jinnya.
Ketika jin penguasa gunung berhasil dilenyapkan dari kehidupan bapaknya Ririn, nyawa dukun yang di tambang juga ikutan lenyap. Mungkin karena dia telah gagal mengendalikan bapaknya Ririn atau melanggar perjanjian yang sudah diteken bersama dengan jin. Jadi apakah jin penguasa tambang benar-benar telah lenyap atau hanya pergi dan akan kembali lagi? Saya nggak tahu. Kemungkinan besar siapa pun yang terlibat dengan kasus pocong ini akan terus diganggu. Bisa jadi termasuk yang membaca kisah ini.
Wis ah. Tamat.
-Robbi Gandamana-
(Diceritakan kembali kisahnya dari YouTube/RJL 5, Twitter/Arangga Aria, dengan penambahan dan pengurangan seperlunya dari saya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar