Kamis, 19 Mei 2016

Negeri Pengidap "Palu Arit Phobia" Akut


Dalam konteks kebebasan berekspresi, kupikir di era Reformasi ini pemerintah lebih rileks (baca : cerdas). Ternyata masih idem dengan Orba : 'Palu Arit Phobia'. Ada anak pakai kaos bergambar palu arit langsung dihancurken, dituduh melakuken tindaken yang buken-buken (Harto mode on). "Enak jamanku to?"..enak gundulmu!

Bandingkan dengan negara yang pernah dihinggapi komunis. Rusia menjadikan lambang komunis plus tokohnya sebagai suvenir, gantungan kunci dan sejenisnya. Di Jerman, Kreator salah satu band thrash metal favoritku, menyematkan lambang 'palu arit' di salah satu albumnya : "At The Pulse Of Kapitulation - Live In East Berlin" (1990). Untuk mengenang bercokolnya komunis di Jerman Timur (1949-1990).

Don't try to take our dreams away from us / We will never be like you/ Love us or hate us, it doesn't matter to me/ We don't want to be a part of this sick society!!!! Sori, nulis tak sambi karo nyanyi.."Love Us Or Hate Us" dari Kreator. Mille Petrozza rules! \m/.

Kalau ente pernah nonton konser musik metal gedabukan (underground), ente pasti menjumpai buanyak Metalhead (anak metal) yang pakai kaos yang sangat 'ngeri' jika dipahami secara linear. Kalau cuma 'palu arit' mah..ndeso!

Di sana, jangan kaget kalau menjumpai kaos band black metal Cradle Of Filth yang bertuliskan 'Jesus is a Cunt' atau band Marduk dengan tulisan 'Fuck me Jesus'. Dan banyak lagi kaos dengan  menampilkan tulisan 666 (lambang setan) atau gambar pentagram (Anti-Christ). Sangar yo..metal pakde.

Tapi tunggu dulu, jangan buru-buru nuduh kalau makai kaos lambang pentagram adalah Anti-Christ atau penyembah setan, makai kaos Che Guevara pasti menganut paham Marxisme (cikal bakal komunisme), makai kaos gambar 'palu arit' pasti kader PKI.

Sebenarnya mereka (yang pakai kaos payah itu) cuman mengambil kulitnya doang.  Hanya untuk sekedar sangar-sangaran, gaya-gayaan, keren-kerenan, seru-seruan dan lucu-lucuan belaka. Suatu yang jamak terjadi saat  kita menginjak usia 17 - 25 tahun. Wis tau..

Si pemakai kaos banyak yang nggak ngerti paham-paham begituan, yang penting nggaya biar dibilang gaul (biasanya pemakai kaos bergambar Che Guevara yang ada kaos plesetannya : Cewek Gue Parah). Jangankan paham Marxisme, Che Guevara itu siapa, nggak tahu kok.

Ada orang yang senang pakai kaos bergambar siluet wajah Charles Manson (penjahat legendaris Amrik) tapi sama sekali nggak pernah bercita-cita jadi pembunuh. Ada juga yang suka sekali pakai kostum bajak laut tapi sama sekali tak ingin jadi bajak laut. Jangankan naik kapal laut, naik angkot aja mabuk.  

Cuman pakai kaos 'palu arit' saja sudah babak belur, itu belum mengibarkan benderanya. 

Ingat dulu saat Piala Dunia (bola), banyak orang terbawa euphoria mengibarkan bendera tim pujaannya. Yang menjagokan Belanda mengibarkan bendera Belanda, ngefan tim Brazil mengibarkan bendera Brazil. Ndilalah dulu nggak ada yang ngefan tim Rusia yang berbendera 'palu arit' (atau China, kalau sekarang).

Apalagi stigma yang beredar di masyarakat bahwa komunis itu ateis, membuat mereka semakin buenci komunis, terutama kaum kolot . Kalau ente meyakini komunis itu pasti ateis berarti ente termakan oleh propaganda Orba. Ndeso! Orba sialan itu benar-benar berhasil membuat rakyat mengalami trauma yang mendalam pada apa pun yang berbau komunis.

Ingat dulu saat masih SD (80an) diwajibkan nonton pilem "Pengkhianatan G30S PKI" di gedung bioskop yang tak ada AC-nya, puanasss (itu gedung bioskop apa Spa). Nonton bersama bu guru, pak guru, pakde, bude, kakak, om...lho tantenya mana?..angon wedus om.

Orba begitu spartan melakukan propaganda, doktrin akan bahaya laten komunisme (PKI). Sehingga begitu kuat tertanam di otak paling pojok rakyat Indonesia. Lihat gambar 'palu arit' langsung 'adem panas', gulung-gulung..epilepsi.

Bagi saya komunis itu nggak masalah, selama jadi ideologi pribadi. Karena sebenarnya komunisme datang untuk menolak kapitalisme. Perduli pada nasib kaum proletar yang dieksploitir kaum kapitalis untuk keuntungan pribadi. Tak heran jika pemimpin besar PKI dulu sebenarnya muslim yang taat : Musso, DN Aidit dan lainnya (ojok ngomong sopo-sopo yo).

Jika ente punya band, nggak masalah memberlakukan sistem komunis : Tak ada kepemilikan pribadi, semua milik bersama (jika berhubungan erat dengan band) dan hasil keberuntungan band dibagi rata. Tapi jangan pernah bercita-cita bikin negara komunis, walau hanya dalam mimpi, tak kaplok ndasmu! huwehehe guyon mas..

Banyak orang salah kaprah  membedakan komunis dan PKI. Komunisme adalah paham yang menolak kepemilikan barang pribadi, semua barang produksi menjadi milik bersama. Sedangkan PKI adalah partai politik yang berideologi komunis. Partai yang dilarang keras di Indonesia. Catet!

Jangankan komunis, agama pun kalau dijadikan partai akan jadi 'busuk'. Banyak orang alim begitu berpolitik terseret jadi munafik. Walaupun tidak semua politikus seperti itu. Cuman ingat. satu orang munafik lebih berbahaya dari seratus orang kafir.

Semua gerakan yang menggulingkan pemerintah tentu saja akan membunuh jika dihalang-halangi. Apa pun paham yang dianut oleh gerakan itu. Mau PKI, DI TII atau yang lain, pasti akan membantai habis siapapun yang dianggap musuh (menghalangi). Kill 'em all! No Remorse! Seek and Destroy!

PKI memakai lambang 'palu arit', sedang DI/TII memakai 'bulan bintang'. Kalau gambar 'Palu arit' dilarang, seharusnya 'bulan bintang' juga dong.  Jadi kenapa meributkan sebuah gambar, toh mereka (yang pakai kaos 'palu arit') tidak melakukan tindakan teror.  Mending disangka komunis (padahal tidak) daripada agamis tapi sebenarnya teroris.

Bukan gambar atau lambang yang harus ditakuti. 'Palu arit' bukan hanya milik PKI, 'bulan bintang' juga bukan cuma milik DI/TII. Jadi yang perlu ditakuti adalah gerakan nyata radikalisme yg berkedok agama, ekstrimis, teroris, organisasi massa, partai politik yang melakukan tindakan dekstrutif dan mengintimidasi orang lain agar sepaham dengannya.

Saiki tenangno pikirmu, Pancasila sudah terbukti sakti. Nggak perlu takut dengan aliran-aliran brengsek yang akan menghancurkan Pancasila. Mereka cuma anak PAUD yang sedang berebut permen.

Repot kalau cara berpikirnya sempit : Gambar 'Palu arit' pasti PKI, lambang 'swastika' adalah Nazi,  'bulan bintang' itu pasti DI/TII (mungkin itu alasan kenapa Partai Bulan Bintang berganti nama, takut dikira Neo DI/TII) . Lama-lama anak sekolah dilarang menggambar pelangi, karena akan dianggap pro LGBT.

PKI sudah jauh berlalu, zuukkk mari kita move on! Pancasila never die!
Wis ah..

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

(Robbi Gandamana, Mei 2016)

*pertama kali dipublish di Kompasiana

2 komentar: