Senin, 25 Mei 2020

Hari Ini (Bisa Jadi) adalah Kekonyolan Kita di Masa Mendatang

Duta Kehormatan UNICEF David Beckham tertawa bersama Sripun (15) di rumahnya di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, 27 Maret 2018. Sripun diunjuk oleh lingkungannya untuk menjadi agen perubahan dan berpartisipasi dalam program anti-bullying yang diinisiasi UNICEF.(dok. UNICEF/Indonesia/Modola) | regional.kompas.com
Aku ngakak sendiri kalau lihat buku kenangan anakku yang baru lulus esempe. Ya Alloh, motto hidup atau quotes para alumnusnya itu loh, a little bit wagu.
Ada anak cewek yang nulis quotes: "Wasted time hanyalah membuang waktu." Maksute opo iki!?? Swemproel. Ini pasti anak yang selalu always.
Ada lagi quotes: "Untuk apa terus mengejar jika ia terus berlari". Rupanya jomblo putus asa. Anak ini jelas nggak bisa jadi Satpam. Kalau ada maling nggak mau ngejar.
Yang ini mungkin terinspirasi dari tulisan di bak truk: "Otot kawat balungan kere." Motto hidup yang sangat jujur. Woala melas tenan uripmu Ndes.
Para lulusan Corona (lulus karena tertolong Corona) ini memang lutju. Tapi itu memang umum terjadi pada anak usia belasan yang ingin terkesan "yes" di mata teman-temannya.
Kita yang sudah berumur pun bisa seperti itu. Bisa jadi hari ini adalah kekonyolan kita di masa mendatang.
Aku sendiri sering malu kalau baca postinganku di masa lalu. Swemproel, kok iso yo aku kemeruh koyok ngono iku. Konyol pol. Tapi aku menikmati proses itu.
Nggak papa konyol. Konyol itu indah. Asal tidak hina. Justru hidup kurang berwarna kalau nggak punya pengalaman konyol. Dan aku punya banyak bahan omongan karena sering konyol kok.
Konyol memang memalukan. Tapi yang penting bukan aib. Seperti pemuda yang diarak telanjang keliling kampung karena tertangkap basah main dokter-dokteran dengan istri orang. Bukan konyol yang seperti itu. Ojok sampek.
Semua berproses. Semua orang pernah melalui masa paling alay dalam hidupnya. Dan nggak sadar kalau alay. Baru sadar saat kembali membuka kenangan masa lalu. Entah itu dari album foto atau postingan tulisan jadul di medsos. "Hlukk modelku mbiyen kok ndlahom banget yo."
Ah sudahlah. Kembali ke soal buku kenangan saja. Masih banyak quotes yang asyik untuk disimak. Really made my day!
Quotes-nya macam-macam. Ada quotes yang bertema nepotisme kayak "Pintar itu tidak menentukan nilai. Tinggal gurunya suka sama kita apa enggak." Kasihan, rupanya dia korban subjektivitas guru.
"Orang pinter kalah sama orang bejo. Orang bejo kalah sama orang dalam." Heran, ini anak kecil sudah paham ketatnya persaingan di dunia kerja.
Ada yang nulis quotes yang tak lebih dari hal konyol --> "Maju tak gentar, mundur tak ganjel."
"Penyebab terbesar penyakit jantung adalah orang tersebut memiliki jantung.", atau
"Masalah membuat hidup berarti. Jadi seringlah membuat masalah." O_O.
Ada juga yang seperti ini ---> "Tetaplah hidup walau tidak berguna." Sepertinya dia pernah jadi korban kapal karam.
Yang ini agak benar ---> "Gaya sebuah benda dipengaruhi oleh berat. Kalau hidup anda semakin berat mungkin anda kebanyakan gaya."
Tapi ada quotes yang sekelas enterpreneur ---> "School does not teach life." Apik iki. Karena sekolah sekarang memang mencetak buruh industri dan atau pegawai negeri. Kalau ilmu kehidupan, belajarlah pada tukang becak. Dia tahu pasti apa arti sengsara sampai mendetail.
Yang ini oke juga --> "Baik dan buruknya dirimu tergantung yang menceritakan." Yang nulis ini layak jadi Mario Teguh berikutnya.
Dan quotes dari seorang cewek centil ini cocok sebagai penutup: "Terimakasih atas waktu dan tempatnya telah membaca quotes unfaedah ini."
Adza adza ajza dwech ach.
-Robbi Gandamana-
disediakan hipwee.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar