Sabtu, 17 Juni 2017

Cak Nun : Khilafah adalah Jalan Satu-satunya



Yang saya tulis ini adalah pemikiran Cak Nun. Ini semacam reportase dari salah satu pengajian Cak Nun, Sinau Bareng di Polresta Malang, 7 Mei 2017. Saya olah kembali dari bahasa ucapan menjadi bahasa tulisan. Ada beberapa penambahan dan pengurangan seperlunya dari saya agar enak dibaca dan gampang dimengerti tanpa mengubah arti dan maksud dari pemikiran beliau.

Ada yang menarik dari pitutur Cak Nun, soal khilafah. Saya kaget ketika Cak Nun ditanya apakah beliau setuju khilafah. Beliau menjawab sangat setuju, karena khilafah adalah satu-satunya jalan dalam kehidupan. Tapi Cak Nun tidak mau memaksakan harus dilabeli khilafah. Karena sebenarnya NKRI itu sudah khilafah. Nggak jadi kaget.

Menurut Cak Nun, khilafah itu sistem yang alamiah, taat kepada Allah. Semua yang ada di dalam badan kita itu khilafah. Detak jantung itu khilafah. Semua yang ada di alam itu juga khilafah. Angin berhembus, ayam berkokok itu khilafah, tapi tidak perlu disebut khilafah. Hewan itu taat sama Allah, mereka tidak pernah salah karena tidak dikaruniai akal pikiran seperti manusia.

Ada 2 macam khilafah, ada khilafah yang makro, menyeluruh dan ada khilafah yang sekedar kemampuan manusia. Allah tidak menagih melebihi kadar kemampuan manusia. Untuk jadi orang islam yang baik, tidak mesti hafal Al Qur'an, tidak harus menguasai semua dimensi ilmu Islam. Nggak masalah kalau tahunya masih surat Al Fatihah, yang penting hidupmu benar, penuh kasih sayang, menghormati tamu, ringan tangan menolong orang lain.

Keinginan untuk bersatu membentuk suatu negara itu juga khilafah. Jadi tanpa diresmikan negara khilafah pun, NKRI sudah khilafah. Buat apa memaksakan negara khilafah seolah-olah bangsa Indonesia tidak taat sama Allah. Bahwa tingkat ketaatan manusia berbeda-beda, itu lumrah, tidak ada muslim yang ketaatannya 100%. Sudah umroh sepuluh kali pun tetap bisa tersesat.

Bahwa bentuknya NKRI, apakah NKRI itu bertentangan dengan khilafah? Apakah Pancasila bertentangan dengan Islam? Tidak. Pancasila lahir atas sumbangan nilai-nilai dan ilmu Islam. Bagaimana para perumus Pancasila dulu tahu "Ketuhanan yang Maha Esa" kalau tidak dari Allah sendiri lewat Al Qur'an (surat Al Ikhlas). Begitu juga dengan sila-sila yang lain, semua sudah memenuhi kriteria Islam.

Tidak perduli namanya NKRI atau apa, yang penting sudah memehuhi kriteria Islam. Bahkan secara substansial negara Indonesia itu adalah negara Islam. Satu contohnya adalah pada saat acara Halal Bi Halal, non muslim nggak cuman ikutan, tapi juga ikut urunan. Tapi secara formal tidak perlu menyebutnya negara Islam. Sungkan rek.

Jadi, negara ini secara substansial sudah khilafah. Jangan diresmikan secara formal. Yang penting perbuatannya sudah khilafah. Mau disebut ayam atau tidak, yang penting berkokoknya. Tidak perduli namanya gula atau apa, yang penting rasanya manis. Yang penting itu manisnya, bukan gulanya.

Khilafah itu bisa dengan akal (punya kesadaran untuk mengabdi pada Allah) dan bisa khilafah begitu saja, seperti alam semesta yang taat, mengabdi, bertasbih padaNya. Jadi seandainya tidak ada Hizbut Tahrir, tidak ada PKS, bahkan tidak ada NKRI pun khilafah itu sudah ada sejak Allah menciptakan kehidupan di dunia.

Boleh saja khilafah dijadikan sistem nilai dalam sebuah negara, asal harus dimulai dari nol. Lha wong negara ini sudah berdiri selama 72 tahun. Pancasila sudah final, disepakati sebagai falsafah bangsa. Kalau diganti negara khilafah, maka harus mengubah Pancasila, UUD 45, DPR, MPR dan seterusnya.

Kita punya saudara sebangsa yang berbeda keyakinan, beda sejarah, beda latar belakang. Jika dipaksakan khilafah pasti akan terjadi benturan, permusuhan dan pertumpahan darah. Itu tidak sesuai dengan Islam yang Rahmatan Lil Alamin : menjamin semua keamanan semua umat manusia di sekitarnya. Jangan sampai ada nyawa yang terancam, jangan sampai ada harta yang dicuri, jangan sampai ada martabat yang dinista.

Jadi, jangan jadikan khilafah sebagai alat politik dan memaksakan negara bersistem khilafah. Itu namanya radikal. Radikal itu memaksakan sesuatu paham atau keyakinan pada orang lain agar sama dengan keinginan si pemaksa atau kelompok tertentu.

Sistem Khilafah tidak bisa diwujudkan kecuali dengan menumpahkan darah saudara sebangsa. Maka, terimalah NKRI dengan segala kehebatan dan kekurangannya. Hidup tidak berlangsung berdasar keinginanmu, tapi berdasar harusnya begitu. Hiduplah berdasarkan yang punya hidup dan kehidupan, Allah.

Trims.

-Robbi Gandamana-

*Trims Simbah atas ilmunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar