Minggu, 24 September 2017

Paluaritphobia adalah Produk Doktrin Orba




Komunisme, sebuah ideologi yang membuat bangsa ini phobia. Orde Baru keparat yang telah berhasil menjenjali jiwa-jiwa labil dengan kisah horor PKI yang dilebih-lebihkan. Akibatnya tega membantai orang yang diduga simpatisan PKI, hanya karena ikutan jadi anggota organisasi yang berafiliasi ke PKI, tanpa pernah membunuh siapa pun. Apes.

Sampai sekarang orang begitu berhati-hati jangan sampai ketahuan kalau dia komunis. Saat nonton film G30S PKI di depan pacarnya mengutuk PKI, "Komunis keparat!" Eh, ndilalah si pacar nyeletuk, "Aku lebih suka komunisme daripada kapitalisme, mas." Si pria langsung meraih jemari si pacar, "Kalau begitu kita sama dik.."

Sebenarnya komunisme datang untuk membendung Kapitalisme yang menindas kaum buruh. Nggak heran kalau petinggi PKI dulu ada beberapa yang lulusan pesantren, bahkan anak Kyai. Mereka berjuang membela kaum cilik atau Proletar. Tapi karena fanatisme buta, mereka menghalalkan pembunuhan bagi siapa saja yang menghalangi perjuangan.

Seandainya PKI tidak melakukan makar atau pemberontakan, bisa jadi partai ini tidak terlarang dan eksis sampai sekarang. PKI adalah kambing hitam yang tepat buat Soeharto untuk mengahancurkan musuh-musuhnya dan mengambil alih kekuasaan, melengserkan Soekarno dan mengibarkan bendera Orba, Orde Bajingan.

Semua ideologi bisa kejam apabila dijadikan sebuah gerakan makar. Mau PKI, DI/TII, atau gerakan yang lain, sama saja, mereka pasti membunuh jika dihalangi. Bahkan ISIS yang katanya membela Islam itu tega membunuh wanita dan anak-anak. Jihad membela Islam tapi kok hobinya gonta-ganti istri, kenta-kentu ae. Islam cap opo iku.

Komunis bukan berarti ateis, dan ateis tidak berarti komunis. Komunis itu percaya Tuhan, tapi ideologinya bertabrakan dengan ajaran agama. Menginginkan semuanya sama rata. Nggak ada kepemilikan pribadi, semua milik bersama. Itu nggak Sunnatulloh, melawan hukum alam.

Nggak ada kehidupan di mana semua penghuninya kaya. Itu utopia namanya. Pastilah ada yang kere. Jika ada pemenang pasti ada pecundang. Some born to win, some born to lose. itu alamiah. Jika melawan kodrat alam, kehidupan bakal kacau.

Jadi komunisme itu isapan jempol. Tetap Pancasila is the best. Dan nggak usah khilafah, Pancasila sudah khilafah. Sila yang lima itu sudah Islam banget. Sila-sila di dalam Pancasila itu sumbernya dari Al Qur'an juga.

Tapi orang tidak berhak melarang orang lain menjadi komunis. Selama itu jadi pemahaman pribadi, monggo saja. Mau ateis, komunis, mbois, itu urusan pribadinya dengan Tuhannya. Yang dilarang itu mendirikan partai politik yang berideologi komunis.

Jika kamu punya band, silakan saja pakai sistem komunis, dimana semua hasil jerih payah selama ngeband adalah milik bersama. Asal tidak istri jadi milik bersama. Komunisme hanya bisa diterapkan di lingkup kecil. Dan komunis bukan berarti PKI. Komunis itu sebuah ideologi, sedangkan PKI itu partai politik yang berideologi komunis.

Sudah nggak zaman komunisme dijadikan ideologi bangsa. Ndeso. Kalau ada yang paranoid dengan kebangkitan PKI (paluaritphobia) itu pasti orang jadul yang sudah kena doktrin Soeharto. Atau anak alay yang baru kenal agama salah berguru pada Ustadz modal terjemahan Depag.

Isu komunis dihembuskan untuk menggoyang pemerintah, agar citra pemerintah buruk di mata rakyatnya. Apalagi menjelang Pemilu 2019. Dipastikan itu adalah kerjaan lawan politik Jokowi. Itulah politik, mencitrakan dirinya baik dengan memperburuk citra orang lain. Terlihat benar dengan cara menyalahkan orang. Wis tau.

Paham khan? Dibaca sekali lagi.

-Robbi Gandamana-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar