Kemajuan teknologi memang membuat manusia semakin malas dan manja. Saat ini jarang ada manusia yang menggunakan kaki dan tangannya secara orisinil seperti burung menggunakan sayapnya untuk terbang. Karena kita sekarang hidup di era serba mesin, serba digital. Apa-apa tinggal pencet tombol 'on'.
Kemajuan teknologi membuat manusia nggak tangguh alias bermental manja. Pesawat delay sebentar saja sudah ngamuk-ngamuk gak karu-karuan. Padahal dulu kemana-mana naik bis yang jarak tempuhnya berjam-jam, melelahkan, apalagi yang gampang sekali mabuk darat, naik angkot saja mabuk.
Pekerjaan rumah tangga banyak yang dilakukan dengan bantuan mesin. Di Amrik, setrika plus melipat baju pun sudah ada mesinnya. Tunggu saja, suatu hari nanti pasti nyampai sini. Mungkin besok-besok ada mesin khusus buat cebok.
Mesin memang memperingan kerja manusia. Praktis. Cuman membuat manusia jadi lembek, nggak tangguh. Bahayanya lagi kalau disalahgunakan. Seperti mesin pemerah susu sapi yang dibuat onani. Padahal mesin perah tadi otomatis, nggak bisa dimatikan kalau belum menyedot 2 liter susu. Mamfussss.
Motor sudah bukan barang mewah. Makanya orang sekarang malas menggerakan kaki. Ke warung sebelah rumah naik motor. Ke masjid jarak 100 meter naik motor. Saat di pom bensin tidak mau turun dari motor yang mesinnya masih hidup. Maju beberapa sentimeter pakai ngegas. Mau turun dan mematikan mesin kalau berada tepat di depan mesin pompa bensin.
Manusia sekarang itu benar-benar malas, lebih malas dari kerbau. Termasuk aku juga. Hidup kerbau!
Itulah orang zaman sekarang, sudah nggak hobi olah raga, malas gerak lagi. Jangan kaget kalau banyak orang yang belum tua sudah kena stroke, jantung disertai mengguk. Masih muda, belum nikah, perutnya sudah mblendung karena kebanyakan duduk. Iku weteng opo tas carrier.
---Dulu kukira sakit stroke itu karena kebanyakan minum Teh Botol Sostro. Ingat iklan Teh Botol Sostro jadul di TV, di iklan itu ada seorang bapak yang beli Teh Botol Sostro minta kertas stroke pada mbak kasir, "Stroke..stroke..stroke-nya mbak.."---
Smartphone juga turut berperan mendlahomkan manusia. Barang sialan itu telah banyak merubah manusia jadi anti sosial. Acara pul kumpul teman atau warga suasananya nggak seperti dulu saat WA belum berjaya. Tujuan pul kumpul itu khan biar warga jadi srawung antar warga, lha kok malah pada sibuk WA-an sambil pringisan sendiri. Edan ya'e.
Sudah berapa kali aku berpapasan dengan seorang teman, mendadak henponnya berbunyi, dan dia lebih memilih membalas WA daripada membalas senyumku yang menawan (ayee). Teman yang tampak di depan mata dicueki, teman yang jauh di luar sana malah disapa, "Piye Ndes, madyang rung?" Uasuwok.
Disamping membuat jadi anti sosial, efek radiasi yang dihasilkan cahaya smarphone membuat mata soak sebelum waktunya. Banyak anak SD sudah pakai kacamata tebal kayak Betty La Fea. Bahkan kaca toples rengginang jadul pun kalah tebal. Kasihan.
Sekarang sudah jamak anak yang masih umbelen pegangannya smartphone dan tontonannya youtube. Atau berjam-jam main game sampai ada yang pembuluh darah matanya pecah. Ngeri banget. Itulah, smartphone kalau tidak disikapi dengan arif membuat anak ndlahom total. Sudah matanya sakit, ndlahom pula, karena waktu belajarnya habis buat main hape.
Melihat kenyataan di atas, sepertinya perlu sekali-sekali kita kembali ke suasana tradisional (tapi bukan berarti mengoperasikan becak kembali lho ya. Kalau soal itu saya nggak paham, maaf). Untuk mengingatkan bahwa kita cuman manusia yang terbentuk dari tulang dan daging. Mesin itu cuman alat bantu, bukan manusia yang diperalat mesin.
Mesin dibuat untuk memperingan kerja manusia, mempersingkat waktu, meminimalisir kecelakaan dan seterusnya. Jadi bukan untuk membuat manusia jadi pemalas dan manja. Salah nggak?
Ya sudah, itu saja.
- Robbi Gandamana-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar