Kamis, 30 Mei 2019

Cak Nun : Jangan Mengajak Orang Berbuat Baik



Aku nggak akan nulis kehidupan pribadi atau laku spiritual Cak Nun. Wis akeh sing nulis. Sampek apal aku. Kalau ada ujian pelajaran Maiyah soal Cak Nun, mungkin nilaiku seratus (lambemu).
Bagiku yang paling asyik dari Cak Nun adalah pemikirannya yang revolusioner. Ngomong sak ngomong mesti dadi quotes mbois. Kata-katanya simpel tapi dalam. Salah satunya saat beliau bilang dengan wajah serius, "Jangan mengajak orang berbuat baik!"
Tentu saja orang yang nggak biasa mendengar omongan Cak Nun langsung berkeringat dingin, darah rendahnya kumat. Tapi dia bergas lagi, setelah nyaris semaput. Ternyata kalimat ajakan tadi masih ada terusnya, belum selesai. Kalimat berikutnya ".....tapi beritahu nikmatnya berbuat baik." Oala swemproel.
Orang sekarang memang sukanya ngajak yang sifatnya sok ngajari, tapi sama sekali tidak disinggung nikmat atau indahnya yang diajarkan tadi. Ngajak anak kecil sedekah tapi tidak dikasih tahu indahnya berbagi. Ngajari bangun pagi tapi nggak dikasih tahu manfaatnya. Mengajak berbuat baik tapi cuman ditakut-takuti neraka. Yo abot Ndes.
Tiap hari di medsos kita temui banyak orang yang sok ngajar-ngajari, termasuk aku. Nggak heran kalau banyak orang yang keluar dari grup WA karena nggak tahan dengan temannya yang mendadak jadi ustadz. Hampir tiap hari posting soal agama ---> "Bahwa sesungguhnya Nabi itu bla bla bla bla....kolu maa antum bahlulun."
Medsos itu bukan TPA atau pondok pesantren. Tidak semua orang punya minat, selera, mood, atau iman yang sama denganmu. Juga tidak semua orang di grup itu muslim. Muslim pun nggak semua alim. Sharing soal ayat, hadits atau dalil itu bagus, tapi kalau tiap hari dijejali ayat yo pecah ndase.  
Orang sekarang itu begitu haus popularitas. Ingin selalu tampil 'yes' dengan status-status bijak. Sok ngajar-ngajari orang. Tapi itu masih okelah. Yang nggak asyik itu hampir tiap hari mencari-cari kesalahan orang lain dan didoakan masuk neraka. Malah kebalikan dari apa yang dilakukan Nabi. Kalau Nabi mencari-cari kebaikan seseorang dan didoakan masuk surga.
Dakwah yang mbois itu memang perbuatan. Kalau cuman omongan ae gampang, akeh tunggale. Saat Islam datang, banyak orang Arab yang masuk Islam bukan karena dikhotbahi Nabi, tapi karena kagum dengan akhlak beliau (disamping juga karena hidayah, tentu saja).
Tapi yo wis lah, sakarepmu rek. Tulisan ini cuman caption dari gambarku. Aku gambar iki mergo melok-melok arek-arek sing ngrayakno Ultahe Cak Nun.
Sugeng ambal ban..eh ambal warso Cak Nun. Semoga tetep istiqomah menemani dan membesarkan hati rakyat. Memberi alternatif cara berpikir yang brilian. Yang sangat membuka pori-pori kecerdasan. Pokoknya ayem hepi....ai kol yu tu infes in mai kantri. Dobollllll.
Eh, tulisannya sedikit ya? Memang. Tulisan sedikit saja sudah mencerdaskan, kenapa harus berpanjang-panjang.
-Robbi Gandamana-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar