Kamis, 23 Januari 2020

Antara Kerajaan Fiktif, Martabat, dan Hilangnya Pijakan Kebenaran Sejarah


Keraton Aung Sejagat (sumber foto : Twitter/PasienKabur).


Iki serius rek.
Timbulnya kerajaan-kerajaan fiktif (asline yo nggak fiktif, walau tidak diakui pemerintah. Kalau fiktif berarti hoax) yang akhir-akhir ini memang terkesan konyol dan ngawur. Tapi bagaimana pun konyolnya, maksud mereka baik dan mulia banget. Tentu saja kalau memang terindikasi penipuan (merugikan orang) ya wajib difogging alias dimusnahkan.
Kerajaan-kerajaan itu bermunculan bisa jadi karena kerinduan akan kejayaan Nusantara tempo doeloe. Atau nggak percaya dengan harapan yang sudah ada. Negara yang ada sekarang sudah semakin menjauh dari kejayaan. Malah semakin dalam jatuh ke cengkeraman Buto Terong. Aset-aset sumber daya alam banyak yang dipegang Asing. Kita disisain ampasnya.
Pembangunan infrasrutktur selama ini memang berhasil mendongkrak perekonomian rakyat. Makanan berlimpah. Rakyat makin hari makin doyan makan. Tapi jangan konyol mengukur kejayaan berdasarkan perut kenyang. Memangnya babi. Buat apa perut kenyang kalau disetir Asing. Ndase dijundu meneng ae. Natuna diobok-obok malah stay cool.
Bisa jadi kemunculan kerajaan-kerajaan itu karena nggak percaya lagi pada isapan jempol soal demokrasi. Dimana suara terbanyak yang jadi pemenangnya, diktator mayoritas. Nggak percaya pada Pemilu, pada hukumnya, pada pejabatnya, politisinya, dan juga pada pemimpinnya.
Asyiknya sistem kerajaan itu, rajanya memang pilihan rakyat berdasar pada kontribusi si raja pada rakyatnya. Dipilih yang paling disegani dan mumpuni dalam hal memimpin, Bukan orang yang mencalonkan diri atau ngemis-ngemis untuk jadi pemimpin.
Tentu saja untuk kasus Keraton Agung Sejagat (KAS) itu jelas beda. KAS ini semacam MLM tipu-tipu.  Sejak awal rajanya memang lihai memanfaatkan orang bodoh yang mudah ditipu. Totok Raharjo dijadikan raja karena  para downline (pengikut) berharap kembalian berlipat dari uang yang telah disetorkan.
Jadi calon pemimpin yang baik dan pantas dipilih itu yang dicalonkan, didorong-dorong pantatnya agar mau maju jadi pemimpin. Bukan yang ngemis-ngemis minta dijadikan pemimpin. Kalau ada calon pemimpin yang seperti itu mending jangan dipilih. Karena itu pasti bisnis, cari laba. Kepemimpinan baginya adalah karier, bukan pengabdian.
Munculnya kerajaan-kerajaan tadi juga memicu kita membuka-buka lagi buku sejarah. Kita tahu statement Sunda Empire cukup membuat kita melongo. Di antarannya karena mereka ngeklaim kalau sistem pemerintahan dunia itu dikendalikan di Bandung yang juga sebagai Mercusuar Dunia bla bla bla..wot de fak.
Kita sudah mulai kehilangan pijakan kebenaran soal sejarah negeri ini. Simpang siur informasi sejarah yang beredar di dunia maya cukup membuat orang mumet. Karena terdapat banyak versi. Tokoh-tokoh budaya atau tokoh yang lain saling mengemukakan pendapat yang berbeda. Soal Majapahit, soal Sriwijaya, atau soal sejarah yang lain.
Candi Borobudur yang diklaim Fahmi Basya, seorang Matematikawan, sebagai peninggalan Nabi Sulaiman saja membuat kita bertanya-nyata. Ini beneran? Karena dijabarkan dengan meyakinkan dan dilengkapi dengan dalil-dalil. Argumen yang cukup meyakinkan yang membuat orang awam ingin bedah otak.
Herman Sinung Janutama juga pernah ngeklaim dalam bukunya kalau Kerajaan Majapahit adalah Kesultanan Islam. Dia punya bukti-bukti yang kuat untuk menjelaskan itu. Herman Sinung sendiri menolak pemahaman H.J. De Graaf, sejarahwan Belanda, soal orang Jawa dan budayanya.
Juga ketika Prof. Arysio Santos dari Brazil menyatakan lokasi Atlantis (negeri yang masyhur tempo doeloe) terletak di Indonesia, bangsa ini geger. Banyak dari kita nangis bombay karena terharu plus bangga. Tapi banyak juga yang mencemooh, terutama arkeolog.
Yang cukup bikin jengah adalah statetmen Ridwan Saidi, budayawan Betawi, yang menyebut Kerajaan Sriwijaya adalah fiktif. Statement itu tentu saja membuat kepala para sejarawan mengepulkan asap. Panas.
Bagus kalau statement para tokoh budaya atau tokoh lainnya tadi berdasar pada penelitian yang mendalam seperti yang dilakukan Peter Carey, sejarahwan Inggris yang mempelajari dengan sangat detail sejarah Perang Jawa (pangeran Diponegoro). Konyol kalau sejarah ditulis hanya berdasarkan asumsi atau kutipan buku sejarah versi sejarawan kolonial, apalagi dari blogspot.
Mana bisa obyektif kalau sejarah ditulis oleh penjajah tentang jajahannya. Bisa jadi banyak bukti peninggalan kedahsyatan masa lampau bangsa kita yang disembuyikan. Karena sejarah ditulis oleh pemenang atau yang ingin menang sendiri.
Aku sendiri monggo-monggo saja kalau ada orang yang ngeklaim dirinya raja.  Gak masalah. Selama masyarakat disekitarnya oke-oke saja.  Biarkan saja selama nggak ngisruh, nggak makar, mengakui kedaulatan NKRI, nggak ada yang komplain. Malah memperkaya budaya kita yang sudah sangat beragam ini. Lumayan jadi obyek wisata yang istagramable.
Bagiku kerajaan-kerajaan fiktif itu adalah parodi dari  kerajaan resmi yang ada dan juga negara ini yang martabatnya mulai luntur. Masih saja stay cool saat dipecundangi Asing. Jadi menyikapi mereka nggak perlu anti dan dibully, tapi cukup diwaspadai. Atau malah digunggung, "Come on, make my day!"
-Robbi Gandamana-

Selasa, 21 Januari 2020

Ketika Harga Daging Ayam Kampung Lebih Mahal dari Ayam Kampus

Bon tagihan Rumah Makan Malau (sumber foto : Facebook/Evhany Tobing).

Kasus warung dengan harga bajingan terjadi lagi. Makan dua ekor ayam dihargai delapan ratus ribu. Gila men. Uang segitu  di tempatku bisa bikin usaha peternakan ayam.
Baru kali ini harga daging ayam kampung lebih mahal dari ayam kampus. Eh, tapi ayam kampus iku tarife piro rek? Nek eruh, inbox yo.
Harga segitu wajar kalau rumah makannya di tengah gurun Danakil, Ethiopia sana.  Lha ini TeKaPe-nya di Rumah Makan biasa, Rumah Makan Napidanar Malau di tepi jalinsum Medan-Sindikalang, Sumut. Di negeri sempalan surga. Makanan melimpah. Kaya miskin bahagia. Rakyatnya asyik sendiri, persetan pemerintah.
Kalau kita sedang krisis pangan seperti yang pernah melanda negara Sudan, wajarlah harga makanan selangit. Atau saat kasus Holocaust zaman perang dunia kedua, seorang Yahudi makan sekerat roti mbayarnya pakai cincin emas.
Untungnya si pembeli di Rumah Makan Malau tadi bawa uang cash sebesar itu ---orang Endonesyah itu sesial apapun masih merasa untung---. Kalau aku pasti ninggal KTP. Kelasku kelas angkringan, masuk restoran bisa pingsan. Bahaya, salah pakane iso mati.
Kok ya masih ada warung yang etika dagangnya ndeso. Mikirnya sesaat. Yang penting hari ini berhasil morotin pembeli, nggak ada urusan jika esok hari si pembeli tidak akan balik lagi. Jelas nggak mungkin kembali. Naudzubillah. Walaupun itu rumah makan the last on earth.
Soal dagang memang kita perlu belajar dari orang Tionghoa. Laba nggak seberapa nggak masalah, asal ajeg. Konsumen nggak kapok belanja lagi. Dan malah jadi pelanggan. Serta ngasih tahu ke orang lain. Jadi nggak perlu pasang iklan.
Banyak kelakuan warung  pribumi yang dianggap sepele tapi sebenarnya menyebalkan : gak siap susuk. Saat belanja pagi pakai uang limapuluh ribu biasanya nggak ada kembaliannya. Malah ditawari kerupuk atau permen sebagai ganti kembalian. Etos dagang yang payah.
Ini bukan soal rasis atau membela etnis Tionghoa, tapi begitulah kenyataannya. Sportif boss.
Dari hasil telusuranku di dunia antah berantah, sebenarnya nggak sekali ini Rumah Makan Malau "mentung" pembelinya. Sebelumnya sudah banyak yang jadi korban. Yang terakhir ini yang berani berontak, sekaligus direkam pakai hape dan diviralkan. Rumah Makan Malau pun kondang tanpa pasang iklan. Sip, papi bangga sama kamu nak.
Berita menyebar cepat sampai ke telinga sang Bupati. Beliau pun merapat ke TeKaPe. Dan pemilik warung pun minta maaf. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Imej sudah terlanjur buruk, susah untuk kembali seperti semula. Sering-sering aja bagi-bagi makan gratis ke Yayasan Anak Yatim.
Kasus  seperti itu jamak terjadi di warung daerah wisata atau tempat transit kayak terminal atau stasiun. Warung yang tanpa daftar harga biasanya sepi. Konsumennya takut "dipentung". Lihat paha ayam gorengnya seperti ada label harga lima puluh ribu rupiah. Kalau pun ada yang mampir biasanya cuman tanya tempat mangkal bis, atau beli antimo.
Di Malioboro sudah beberapa kali aku dipentung. Minum es dawet di pinggir jalan yang biasanya berharga lima ribu jadi sepuluh ribu. Mau protes nggak tega, raine melas, mungkin dia lagi butuh duit. Dan minumannya juga sudah masuk perut. Lagian lapo se mbelani duwik sepuluhewu sampek direwangi gelut, ngisin-ngisini. Turis kere.
Di daerah wisata nggak cuman warungnya yang suka mentung, kadang parkirnya juga mbeling. Kemaren saat liburan Tahun Baru parkir di belakang Mall Malioboro tarifnya lima ribu. Itu sepeda motor, kalau mobil dua kali lipatnya. Jaga parkir seminggu bisa untuk biaya Umroh.
Kapitalis melanda kota-kota. Warung-warung baru sekarang ada yang terjangkiti kapitalisme. Dulu di warung, orang makan dulu sekenyangnya setelah itu baru bayar. Sekarang banyak warung sebelum makan sudah bayar di kasir. Kapitalisme membuat orang tidak saling percaya.
Warung bermunculan dimana-mana. Bisnis kuliner sedang booming. Badokan all the way. Wong Endonesyah lagi nggendengi badokan. Bahkan saat pengajian usai yang diingat bukan soal ceramah Ustadznya tapi suguhannya.
Apalagi ini era Medsos. Dimana hasrat untuk pamer begitu menggebu. Semua dipamerkan tak terkecuali kuliner. Berburu kuliner pun tujuan keduanya untuk dipamerkan. Makan rame-rame di rumah makan belum lengkap kalau belum diposting. Tapi gak popo. Masyarakat dunia memang sedang sakit. Terkena radiasi, efek dari peperangan di dunia lain.
Kasus Rumah Malau ini pelajaran bagi pedagang yang suka mentung. Ini era Medsos. Semua bisa direkam dan diviralkan. Ingin cepat kaya boleh saja. Tapi jangan gegabah pakai cara tolol, mentung konsumen. Nggak jadi kaya, tapi malah kere forever. Fak yu.
- Robbi Gandamana -



Minggu, 19 Januari 2020

Selamatkan Seragam Agung Sejagat!



Seandainya bukan penipuan, menurutku Kerajaan Agung Sejagat (KAS) di Purworejo itu kreatif. Seragam, asesoris dan segala pernak-pernik yang dipakai keren abiz kayak kontes cosplay. Dan itu bisa memperkaya budaya Nusantara.
Jadi nggak asyik kalau raja dan permasurinya ditangkap. Eman. Selama masih mengakui kedaulatan NKRI dan nggak ngisruh, biarkan saja. Lumayan buat lucu-lucuan.
Harusnya si Raja yang bernama asli Totok Santosa Hadiningrat ini diajak ngopi-ngopi dulu. Ditanya baik-baik, "Njenengan niku pun dangu nggih kenal kale Hayam Wuruk?"
Tapi di Endonesyah memang begitu. Ada orang ngaku Nabi ditangkap, ngaku Raja langsung digerebek kontrakannya (Raja kok ngontrak ya). Mending diajak dialog, bikin sarasehan mengundang tokoh-tokoh yang pakar soal itu. Kita kasih kesempatan mempresentasikan diri. Setelah itu didebat sampek raine pucet, uteke mengkeret, manuke puret.
Kalau sedikit-sedikit ditangkap, nanti di akhir zaman saat Yesus atau Nabi Isa muncul bakalan ditangkap, digerebek di rumah kostnya. Dijerat dengan pasal penodaan agama, bikin onar dan meresahkan masyarakat. Tuhan jadi bingung. Kiamat pun ditunda.
Nabi Isa meyakinkan polisi, "Woeeee aku iki Nabi Isa sing kate mateni Dajjal!" Tapi polisinya malah mendelik, "Koen ngerti nggak. Aku ini Nabi Khidir!"
Bagiku KAS ini seperti parodi kerajaan-kerajaan yang masih ada di Indonesia sekarang. Yang semakin hari semakin nggak disungkani dan diajeni oleh warga milenial bla bla bla..
Aku setuju kalau ditangkap karena terindikasi penipuan. Tapi nggak asyik kalau ditangkap karena bikin keraton baru dan jadi Rajanya. Mbok wis disawang karo mesem ae. Sekali-kali dipisuhi fak yu.
Agak fals kalau seseorang ditangkap tapi tidak ada yang merasa ditipu atau merasa dirugikan. Seseorang jadi tersangka penipuan kalau ada yang merasa ditipu. 
Lha ini para pengikutnya tidak merasa tertipu kok dan malah senang jadi anggota kerajaan walau sudah bayar mahal. Kalau sama-sama tahu dan sama-sama ikhlas itu bukan penipuan.
Kalau Totok berbohong soal kerajaannya yang dia klaim sebagai lanjutan dari imperium Majapahit ya itu masalah pribadi dia. Percoyo karepmu, gak percoyo urusanmu. 
Ada yang ngeklaim candi Borobudur itu peninggalan Nabi Sulaiman nggak dipermasalahkan kok. Bahkan ada tokoh yang menyatakan kerajaan Sriwijaya itu fiktif juga aman-aman saja.
Yo wis lah kalau memang KAS itu sebuah modus penipuan, hukum orangnya tapi selamatkan seragamnya. Tiap acara agustusan atau acara budaya yang lain seragam-seragam itu dipakai untuk karnaval.
Di luar soal penipuan atau tidak, harus diakui kalau Totok itu brilian. Dia sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan detail, menyusun struktur organisasi dengan cermat, merekrut pengikut yang jumlahnya lumayan, dan berhasil mendoktrin mereka kalau KAS itu penerus imperium Majapahit. Jarang ada orang punya kemampuan seperti itu.
Bahkan ada seorang pengikut militan yang ngomong serius, "Gusti Allah sudah menghendaki munculnya kerajaan ini.." Allah yang mana? Kitabnya apa? Kitabe Mbahmu.
Ini membuktikan Totok sangat berbakat jadi aktivis bisnis MLM. Harusnya Mukaboros, Rangen Water, Oriblame, atau MLM yang lain bikin workshop dan mengundang Totok sebagai sumber ahli. Bagaimana caranya meyakinkan orang agar mau beli produknya dan jadi downline. Pasti omzet penjualan meningkat tajam. Atau malah kolaps.
Oala Tok Tokk..raimu.
-Robbi Gandamana-

Senin, 13 Januari 2020

Selamat Jalan Neil Peart, Sang Virtuoso "Bedug Inggris"


Sumber foto : supermusic.id

Berita wafatnya drumer band Rush, Neil Peart, cukup membuat penggemarnya galau. Tanpa Neil Peart, Rush tidak akan sama lagi. Neil Peart nggak cuman menjaga beat, tapi dia juga penulis lirik hampir di semua lagu Rush.
Neil Peart wafat tanggal 7 Januari 2020 karena kanker otak yang dideritanya sejak 3 tahun lalu. Sebelumnya doi sudah menyatakan pensiun dari Rush. Maksudnya berhenti menjalani tour, bukan berhenti jadi drumernya Rush. Itu dia putuskan karena alasan kesehatan. Wis tuwek, gampang masuk angin.
Neil Peart sebenarnya bukan founder band Rush, dia dicomot oleh Rush menggantikan posisi Jhon Rutsey. Drumer awal yang diberhentikan karena ada masalah kesehatan, mengidap sweet urine alias kencing manis.
Bersama Rutsey, Rush sempat menelurkan satu album rekaman (ya iyalah masak album foto) di tahun 1974 . Album ini kurang laku di Kanada--Rush adalah band rock asli Kanada--. Karena Kanada adalah lahan yang tandus untuk band rock. Zaman itu di Kanada tidak ada perusahaan rekaman yang mau memproduksi album rock. Jadi kalau ingin berjaya harus hijrah ke Amrik.
Saat itu ndilalah Jhon Rutsey didiagnosa mengidap diabetes, sehingga nggak kuat lagi menjalankan aktivitas tour di Amrik. Dan posisinya pun digantikan oleh Neil Peart yang terpilih melalui audisi.
Sejak Neil Peart bergabung, Rush semakin berkibar kencang. Album-albumnya yang cukup diterima pasar musik rock, khususnya Progressive Rock. Albumnya cukup membuat rambut rontok jika nekat mengulik musiknya. Sebut saja "Caress of Steel" (1975), "2112" (1976), "A Farewell to Kings" (1977) dan "Hemispheres" (1978).
Setelah album "Hemispheres", musiknya agak nyantai dikit. Asal tahu saja,senyantai-nyantainya lagu Rush, tetep butuh skill di atas rata-rata untuk memainkan musiknya.
Permainan dahsyat Neil Peart sampai saat ini dijadikan rujukan oleh drumer-drumer generasi setelahnya. Seorang drumer rock akan dianggap oke kalau bisa memainkan komposisi "YYZ" atau "La Villa Strangiato". Atau memainkan lagu-lagu macam "By-Tor and the Snow Dog", "The Analog Kid", "Red Barchetta", "Tom Sawyer", dan banyak lagi.

Lagu-lagu Rush bukan lagu yang easy listening. Jadi kalau seleramu Via Vallen atau Nella Kharisma, jangan nekat memaksakan diri memutar lagu-lagu Rush. Pecah ndasmu.
Jangankan kamu, label rekamannya sendiri mumet saat mendengar musik mereka yang semakin hari semakin membelakangi trend. Mereka menuntut Rush membuat lagu yang komersil seperti umumnya yang bisa buat joget dan mengiringi orang teler.
Di depan petinggi label mereka mantuk-mantuk mengiyakan, tapi di dalam hati mereka menolak keras, "No way, kami nggak akan seperti itu." Dan mereka siap menerima konsekuensi jika albumnya nggak laku dan didepak dari label. Mereka sudah memikirkan hal yang terburuk, pulang kampung jadi petani, kerja di bengkel, atau usaha rongsokan besi tua,
Mereka tetap nekat membuat album yang lebih njelimet lagi. Dan yang ditakutkan pihak label (Mercury record) tidak terbukti sama sekali. Albumnya sukses besar! (album "2112"). Dan Pihak label pun tak punya pilihan. Selanjutnya Rush pun diberi kepercayaan penuh menentukan segala sesuatunya.
Soal band Rush ini dulu sudah pernah kutulis di Kompasiana --> "Rush : Band Rock Dahsyat Yang Jarang Dikupas".
****
Neil Peart lahir di Hamilton, Ontario, Kanada, 12 September 1952. Yang sejak kecil memang suka gedabukan untuk melampiaskan emosinya. Dia anak keluarga petani yang punya toko alat-alat pertanian di kota itu.
Gebukan drumnya banyak dipengaruhi oleh Ginger Baker, Carmine Appice dan Jhon Bonham. Awalnya terinspirasi oleh Keith Moon  drumernya The Who yang tewas overdosis itu.
Neil nggak cuman main drum seharian, dia adalah seorang kutu buku. Nggak heran kalau otaknya lebih encer dibandingkan dua personil Rush lain : Geddy Lee (bass) dan Alex Lifeson (guitar). Sehingga pas kalau dia didapuk jadi penulis lirik.
Dia sendiri telah menulis 4 buku, termasuk buku berjudul "Ghost Rider". Sebuah buku yang menceritakan kisah kepedihannya setelah ditinggal mati putri dan disusul istrinya dalam rentang waktu yang nggak lama. Sukses karier musiknya tidak sebading lurus dengan nasib kehidupannya di luar musik.
Neil Peart adalah seorang introvert yang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk membaca. Dan karena introvert itulah, sikap Neil Peart dalam menghadapi fans agak berbeda dengan Geddy Lee dan Alex Lifeson. Neil selalu menolak menemui fans dalam acara "meet dan greet".
Neil nggak bisa menghadapi fans, orangnya pemalu. Nggak bisa nyantai berada di antara orang-orang asing. Nggak nyaman dikerubungi fans yang minta tanda tangan atau foto bareng. Neil berdalilh, "Aku suka dihargai, dihormati. Itu bagus. Selain hal itu, cuman membuatku ngeri. Pemujaan yang berlebihan itu keliru."
Itulah Neil Peart, musisi yang sangat serius dengan instrumennya. Pernah sekali berhenti bermain saat putrinya tewas kecelakaan dan dilanjutkan dengan istrinya yang meninggal karena sakit setahun kemudian. Saat itu dia cuman naik motor gede tanpa tujuan. Pergi sejauh mungkin mencari ketentraman. Kalau di sini ada istilah PP yang maksudnya Pulang Pergi, PP yang terjadi pada kasus Neil adalah Pergi Pergi.
Terserah opini kalian, Neil Peart adalah virtuoso "bedug Inggris" alias drum. Pada umumnya instrumen adalah perpanjangan tangan seorang musisi. Tapi pada kasus Neil berlaku sebaliknya, Neil Peart lah perpanjangan tangan instrumennya. Drumer lain butuh metronom untuk menjaga tempo. Sedangkan Neil Peart adalah metronom itu sendiri.
Selamat jalan Neil Peart, semoga husnul khotimah.
-Robbi Gandamana-
*Disarikan dari berbagai sumber :  film "Rush : Beyond The Lighted Stage", buku, majalah, mbah google, album rekaman, nguping, dan interpretasi pribadi.

Minggu, 12 Januari 2020

Perempuan Lebih Greget Kalau Menulis Soal Perkosaan?


Apa cuma aku yang merasa kalau tulisan kasus perkosaan itu akan lebih nylekit dan kick ass kalau yang nulis perempuan atau feminis (perempuan yang menuntut kesetaraan gender dan persamaan hak). Bahasanya benar-benar greget. Seolah-olah dia adalah korbannya. "Hukum seberat-beratnya dan rendam penisnya di air cabe!"
Apakah karena fakta sejarah yang panjang kalau perempuan sedjak doeloe kala selalu ditindas lelaki, dijadikan obyek pelumas eh pemuas lelaki?  
Kita tahu, sejak dulu di belahan manapun di bumi ini, perempuan dianggap makhluk lemah yang nggak cakap bekerja dan berkarya. Urusannya nggak jauh-jauh dari dapur dan kamar tidur : masak, momong anak dan melayani suami. Bahkan di Arab dulu malu kalau punya bayi perempuan. Ketika tahu yang lahir perempuan, langsung dikubur hidup-hidup.
Tapi nggak selalu karena "dendam" lama. Mungkin lebih pada karena perempuan lebih peka perasaannya. Lihat saja ketika kasus Reinhard Sinaga mencuat, dimana yang jadi korban perkosaannya adalah lelaki, mereka juga bereaksi sama --> mengutuk keras pelaku dengan bahasa yang cadas. \m/
Premis mereka masih sama, bahwa perkosaan terjadi bukan karena si korban berbusana seksi, tapi pelaku yang gagal mengendalikan hasrat seks. Seorang nenek yang bodinya sudah kendor jaya pun bisa jadi korban perkosaan. Bahkan kalau sudah parah, nggak perduli lubang wanita atau lubang kambing betina.
Feminis selalu lebih lantang kalau bicara soal gender. Jangan berani-berani menyela kalau nggak mau harimu jadi neraka. Babak belur dibully feminis militan. Sampek raimu burek, mati gaya.
Aku pernah nggambar kartun seorang suami yang dongkol total melihat istrinya seharian di depan kompi fesbukan --dulu fesbukan masih pakai kompi-- sampai lupa ngurus rumah dan anak. Si suami ini menendang meja dimana kompi itu berada, sehingga morat-marit dan istrinya ikut jatuh. Reaksi para feminis sungguh diluar dugaan. Aku dikutuk habis-habisan.
Reaksiku tentu saja rileks seperti biasa. Komennya kubalas "sipss", "massukk", "boleehh". Tapi lama-lama aku nggak tahan. Akhirnya larut dalam perdebatan tak berunjung. Walau aku sudah posting Wonder Woman memukul penjahat lelaki, sebagai pembanding, tetap mereka nggak mau terima. Aku salah opo???
Intinya jangan posting gambar seorang pria menyakiti wanita secara fisik. Walau itu kartun (guyon) yang hiperbola, nggak terjadi di dunia nyata.
Pernah aku melontarkan kalimat--> kodrat utama perempuan diciptakan adalah untuk kepentingan regenerasi. Itu pun juga dimarahi. Bingung aku. Kalimat sing bener dan sopan opo yo. Karena memang hanya wanita yang bisa melahirkan. Kalau lelaki direkayasa bisa melahirkan itu memperkosa fakta. Tapi tetep saja aku menyerah dibully feminis.
Pokoknya kalau sama perempuan sekarang itu jangan macam-macam. Terutama feminis militan. Seorang komandan yang ditakuti anak buahnya pun kadang kalau di rumah diperintah istrinya. Disuruh masuk rumah karena nongkong sampai larut malam di luar rumah. Anaknya yang disuruh nyusul, "Pak, dikongkon Ibuk mulih! Turu, sesuk upacara!"
Woala, di kantor merintah anak buah, di rumah diperintah istri.
Feminis itu banyak macamnya. Ada yang taat (agama), semi taat dan bandel. Feminis yang bandel nggak terima ketika dikasih tahu ustadz kalau penghuni neraka kebanyakan wanita. Mereka menganggap hadits ini misoginis (benci wanita). Akhire ustate angkat tangan.
Tapi ustadznya sendiri nggak konsisten. Menggembor-nggemborkan jargon "jagalah hati" tapi poligami. Itu khan berarti hatinya mendua tidak fokus satu hati, pada istrinya.  
Karena si Ustadz terus-terusan dibully karena poligami ---feminis itu anti-poligami---, seorang feminis senior  yang terkenal bijak kasihan juga sama si ustadz. Dia pun berusaha mendinginkan suasana, " Sudah jangan diurusi. Si ustadz sudah benar kok. Dia khan bilangnya jagalah hati bukan jagalah peli."
Besoknya si ustadz buru-buru meralat : "Jagalah hati dan peli."
Ajurrrr Jummm.

-Robbi Gandamana-

Kamis, 09 Januari 2020

Neokolonialisme itu Nyata!

sumber foto : riaubarometer.com

Mau mbahas banjir sungkan dibilang  sok bijak karena nggak pernah merasakan susahnya kebanjiran. Ngajar-ngajari orang bersabar tapi sama sekali nggak pernah hidup sengsara. Raimu, eh raiku iku sopo?
Nulis soal banjir Jakarta juga beresiko jadi ajang perang antara pendukung Anies dan Ahok di kolom komen. Memfasilitasi para pengecut yang kehidupan seksnya menyebalkan.
---Tapi itulah medsos--> belantara makian, ratapan dan pamer. Walau ada satu dua yang postingannya swejuk. Dadi nek gak siap dipisuhi netizen, ojok medsosan---
Sekarang aku males mbahas apa pun. Kemarin saat Natal kepingin pol nanggepi kicauan Ustadz "Jagalah Hati" yang menurutnya mengucapkan Natal itu membatalkan Syahadat. Tapi gak jadi, bosen nulis hal yang sudah jadi polemik tahunan. Dan fatwa seperti itu gampang banget dipatahkan, tanpa perlu pakai ayat. Jadi, apa asyiknya. Nggak ada tantangannya.
Mau nulis perseteruan antara Amrik dan Iran juga sungkan ada yang salah paham. Pasti aku akan dicap Kadrun. Repot Ndes.
Semua kekacauan di Timur Tengah, entah itu sesama bangsa Arab atau Amrik Vs Arab, berawal dari lahirnya Yesus alias Isa Al Masih. Iki serius rek.
Bani Israil nggak mau mengakui Nabi yang bukan dari kaumnya. Umat Nabi Musa ini nggak akan diam sebelum umat selain dia, dia kuasai. Makanya mereka melakukan konspirasi sejak dini. Pelan tapi pasti  dunia ini akan dikuasai hingga jadi satu tatanan dunia baru, "New World Order".
Maksudnya mungkin bukan menguasai wilayah, tapi lebih pada sumber-sumber yang menjadi hajat penting manusia. Yang membuat hidup kita tergantung pada mereka. Dan sialnya, kita nggak sadar dan nggak perduli. Sing penting hepi, fak yu ol.
Dan sekarang konspirasi sudah hampir sempurna. Tinggal nunggu kedatangan sang "monster". Apesnya "monster" ini nggak bisa dikalahkan. Hanya Isa Al Masih (yang bangkit dari kuburnya) yang bisa menaklukannya. Iki serius.
Bani Israil selama ratusan tahun berusaha mencuci otak kita lewat seni dan budaya. Entah itu film, musik, fashion, atau seni yang lain. Kalau kamu pecinta film, terutama animasi. Banyak film kartun bertema monster dan sejenisnya. Lewat film-film itulah mereka menanamkan kesadaran di otak sejak anak-anak bahwa "monster" ini adalah teman. Iki serius.
Nggak masalah kamu nonton film, menggemari musik, atau ngikuti fashion mereka. Sing penting urusan agama tetap jalan terus.  Biar nggak gampang "masuk angin" oleh ideologi-ideologi kacau.
Ojok salah, Amerika bukan biang kerok konspirasi. Amerika adalah korban utama dari konspirasi. Bani israil sukses menguasai berbagai bidang di negara adi kuasa itu. Karena orang Amrik itu sekuler total dan materialisme --tentu saja nggak semua begitu--. Etos hidupnya hura-hura, kenta kentu ae.
Tapi tenang saja, bangsa Indonesia itu susah dimasuki konspirasi. Bukan karena agamanya kuat, tapi karena nggak jelas. Kita itu bisa dengan mudah berubah jadi iblis ke malaikat dengan sangat cepat.  Paginya maling, siangnya sembahyang. Siangnya mabuk, malamnya pengajian. Iki serius.
Penting bagi Amerika untuk melibas Iran. Karena tinggal Iran, negara besar berideologi Islam yang tidak mau tunduk pada Amrik dan sekutunya. Muammar Khadafi, Shadam Hussein sudah berhasil dilenyapkan. Kita yang termasuk negara dengan mayoritas beragama Islam, juga tunduk pada Amrik.
Dan apesnya, tidak ada negara Islam atau yang mayoritas penduduknya beragama Islam yang mendukung Iran. Hanya kelompok-kelompok milisi yang nggak terlalu bisa diharapkan. Arab Saudi sendiri nggak mungkin membela Iran (dan malah bersekutu dengan bani Israil). Disamping sentimen sekte, juga karena Arab punya banyak hutang budi pada Amrik dan sekutunya.
Maka jelas Amrik tidak bisa dikalahkan (untuk saat ini). Ini sudah tertulis dalam kitab suci. Jarene se.  Iki serius rek.
Ngomong soal balas budi, jadi ingat Indonesia yang banyak berhutang "budi baik" pada China. Sehingga Indonesia memberi permakluman pada China yang maling ikan di perairan Natuna.
Itu contoh dahsyatnya budi baik. Dengan budi baik, orang tidak merasa telah dipecundangi. Martabat pun nggak penting lagi. Nggak masalah diinjak-injak asal kebutuhannya dipenuhi.
Neokolonialisme di negeri ini tumbuh subur karena rakyatnya gampang jatuh cinta. Kita tidak merasa dijajah karena sering dijuju. Diutangi, dipuji-puji, pokoknya dikasih sesuatu yang menyenangkan padahal ada pamrih busuk dibalik itu semua.
Sudah banyak terjadi koruptor yang dibelani oleh tetangga-tetangga kampungnya. Karena si koruptor ini sudah banyak mengumrohkan tetangganya tadi. Membangun pos ronda, jembatan, bahkan masjid, tapi dia tidak pernah membangun akhlaknya sendiri. Jadi, jangan percaya Robin Hood.
Ojok gampang jatuh cinta. Kalau seorang politisi atau siapapun yang ada hubungan dengan kekuasaan ngasih uang, membangun fasilitas umum, mengumrohkan orang, itu biasa. Itu untuk memprospek dirinya agar dapat banyak simpati dan dipilih lagi. Beda kalau yang berbuat baik itu orang biasa, bukan politisi atau jauh dari urusan kekuasaan.
Kita sekarang ini sedang dijajah! Neokolonialisme itu nyata. Dan kita semua nggak sadar, karena kita terjangkiti penyakit materialisme. Ingin serba wah, sampai utang trilyunan rupiah untuk mbangun ini, mbangun itu. Kita pun menyembah dia habis-habisan.
Kita semakin hari, semakin nggak perduli. Seorang akan dielu-elukan dan dipilih jadi pemimpin jika sudah membangun ini itu. Persetan uangnya didapat darimana dan dengan cara apa. Di masa kampanye, orang sulit membedakan status uang yang didapat dari seorang politisi. Uang sumbangan (sedekah) atau suap.
Makane aku gak melok-melok rek. Aku di luar semua itu. Aku sudah sering bilang, "I don't want to be a part of this sick society!"
Waduh kok dadi nulis yo. Padahal aku males mbahas koyok ngene iki. Tapi iki serius rek.
-Robbi Gandamana-

Selasa, 07 Januari 2020

Ozzy Osbourne, Manusia Mutan yang Nekat Ngerock di Usia Jompo

sumber foto : planetrock.com

Salah satu rocker yang tidak menyerah dengan umurnya adalah Ozzy Osbourne. Mantan vokalis band rock legend Black Sabbath ini masih ngerock diumurnya yang sudah 71 tahun. Umur mendekati jompo tidak membuat musik Ozzy jadi lembek, malah tambah ndadi. Kualitas vokalnya masih oke. Tua tapi tidak kadaluarsa.
Di tahun 2020 ini Ozzy berencana membuat album keduabelasnya yang bertitel "Ordinary Man". Singel pertama "Under the Graveyard" sudah resmi rilis  tanggal 8 november 2019. Dibantu musisi Andrew Watt (gitar), Duff McKagan (bass) dan Chad Smith (drum). Juga singel keduanya "Straight to Hell" yang menampilkan Slash, mantan gitaris GNR (bukan Ginanjar).
Lagu "Under the Graveyard" bercerita tentang hidup Ozzy saat jadi budak alkohol dan pecandu narkoba. Dan pertemuannya dengan Sharon Arden, perempuan  yang telah menyelamatkan karier dan hidupnya. Yang akhirnya menjadi istri dan manajer Ozzy sampai sekarang. Yang nggak cuman ngasih semangat tapi juga pisuhan dan tendangan, bila perlu.

Ozzy bertekad ngerock sampai jompo. Dia sangat yakin dengan keyakinannya itu. Menurutnya bisa saja seorang musisi rock di umur 90 tahun mengeluarkan album dan jadi hit.
Ozzy bernama asli Jhon Michael Osbourne. Lahir 3 Desember 1948  di kota Aston, Birmingham, Inggris. Sebuah kota industri yang terpolusi. Dan itu tercermin di lagu-lagu Black Sabbath yang suram di era 70an, era Generasi Bunga yang sebenarnya nggak familiar di Aston. Bunga apaan? Satu-satunya bunga yang kau temukan di sana adalah yang di atas batu nisan.
Ozzy adalah mantan berandalan yang tujuh kali dipenjara karena merampok. Tapi penjara tidak membuat Ozzy stres, karena di sana dapat makan dan rokok gratis. Saat itu dia lari dari rumah.
Untungnya keberandalan Ozzy tidak berlanjut. Karena dia menyibukan diri dengan ngeband bersama Black Sabbath. Musik menyelamatkannya dari kemungkinan jadi pelaku kriminal kelas berat. Walau malah jadi pecandu kelas berat.
Black Sabbath sendiri awalnya bernama Earth yang memainkan jazz/blues. Saat latihan di studio  yang berseberangan dengan gedung bioskop yang sedang memutar film horror, Tony Iommi (gitaris) nyeletuk, "aneh nggak sih. Kok mau-maunya mereka membayar untuk ditakuti. Kenapa kita nggak bikin musik horror saja.."
Ide itu datang begitu saja. Dan lahirlah Black Sabbath. Band yang memainkan musik keras dan gelap yang identik dengan satanik. Yang membuat mereka sering diundang di acara pemujaan setan. Padahal imej satanik pada Black Sabbath itu cuman kartun. Semua soal entertainment. Satanik opo se rek, lha wong tiap kali konser Ozzy selalu bilang, "God bless you all!"
Black Sabbath adalah nama besar di jagad musik rock. Musik Black Sabbath adalah cetak biru musik metal. Yang nantinya melahirkan berbagai genre metal : heavy metal, death metal, black metal, grindcore, thrash metal, dan yang lain. Dari band-band genre metal itulah lagu-lagu Black Sabbath abadi. Sebut saja "Paranoid", lagu yang paling sering dicover band metal.
Ozzy saat bersama Black Sabbath. Ozzy Osbourne, Tony Iommi, Geezer Butler, Bill Ward. (sumber foto : loudersound.com).

Black Sabbath adalah masa lalu Ozzy. Ozzy sudah punya band sendiri yang nggak kalah sukses dengan Black Sabbath. Tapi Ozzy selalu siap diajak reuni atau manggung bareng Black Sabbath kalau publik minta. Dia masih suka menyanyikan Lagu-lagu Black Sabbath klasik, entah itu tentang iblis yang keluar dari tikungan atau dia sendiri yang keluar dari tikungan keparat itu.
Menurutku Ozzy lebih berjaya dibanding Black Sabbath era tanpa Ozzy. Bersama gitaris top macam Rhandy Rhoads (tewas dalam kecelakaan pesawat), Jake E. Lee dan Zakk Wylde telah sukses mencetak hits yang tak lekang oleh waktu. Sebut saja "Mr Crowley", "Crazy Train", "Road to Nowhere", "No More Tears", "Mama I'm Coming Home", "Dreamer", dan banyak lagi. Paling awakmu yo gak paham.

Pecandu Brengsek yang Beruntung
Di luar soal musik. Sampai sekarang banyak orang yang takjub dengan ketahanan tubuh Ozzy, kok masih hidup dan tetap ngerock sampai sekarang. Padahal dulunya dia adalah pecandu dan pemabuk berat. Bahkan lebih parah. Di masa itu Ozzy dianggap penyakit masyarakat. Dimana-mana orang membicarakan kebobrokan Ozzy. Padahal sebenarnya dia lebih buruk dari itu.
Bill Sullivan seorang profesor di Indiana University School of Medicine menyimpulkan, lewat penelitiannya, kalau Ozzy Osbourne adalah mutan. Dia sudah meneliti DNA Ozzy sejak 2010. Menurut Bill, Ozzy mempunyai DNA yang unik. Sehingga bisa panjang umur walaupun sudah nenggak narkoba berlebihan dan dalam jangka waktu yang lama. Subhanalloh banget.
Disamping pecandu, tabiat Ozzy juga parah. Pernah menggigit leher kelelawar sampai putus di atas panggung. Juga menggigit leher burung merpati sampai mati di sebuah pesta. Yang parah, mengencingi monumen Alamo di Texas. Benteng bersejarah yang sangat disakralkan di sana. Akibatnya Ozzy dilarang manggung di Texas selama 10 tahun.
Tapi menurut Ozzy, kasus Alamo itu masalah kesalahpahaman. Dia bilang teler berat (being pissed at) di monumen Alamo, bukan kencing (pissed on) di sana. Orang Amrik tidak memahami bahasa slang British. Jelas Ozzy kecewa , "kalau kamu pesan sebungkus rokok pada makhluk brengsek itu, dia akan datang membawakanmu 20 orang homo!"
Ozzy juga pernah menembak seekor kucing saat teler. Karena si kucing buang hajat di mobilnya. Dia berdalih, "kucing itu seharga 3 pence (recehan uang Inggris), sedangkan mobilku seharga 15 ribu dollar. Sama sekali nggak sebanding.."
Saking seringnya masuk koran di halaman pertama karena kelakuan buruknya (daripada  mengapresiasi musiknya), Ozzy jadi merasa lebih mirip pelawak profesional daripada pemusik profesional.
Ozzy memang liar, tapi itu semua dilakoninya saat masih suka teler, pesta drug bersama Black Sabbath dan beberapa tahun setelah dia dipecat dari band yang membesarkannya itu. Era 70 sampai awal 80an. Sampai-sampai pernikahannya ambyar di tengah jalan (dengan istri pertama, Thelma Riley).
Pernah suatu hari Ozzy teler berat dan membunuh semua ayam peliharaan istrinya dengan pedang. Setelah itu dia tersandar di kurungan ayam penuh bulu dan darah. Seorang tetangga yang baik hati mengintipnya dari balik pagar dan bilang, "Oh kamu sudah pulang Jhon. Sedang nyantai ya?"
Sempat dibawa ke rumah sakit karena semaput akibat teler berat. Saat sadar, ada seorang pasien yang merangkak mendekatinya, "kamu Ozzy Osbourne khan? Kamu mau mati ya? Sebelum mati, tolong aku minta tanda tangan.." Bener-benar fan gemblung nggak sopan.
Ozzy Tobat?
Sekarang Ozzy sudah menjalani hidup bersih. Sejak tahun 1991 dia sudah berhenti minum alkohol dan juga narkoba. Dan malah memutuskan menjadi vegetarian. Padahal dulunya pernah mengejek para pembela hak hewan, "Semua pembela hak hewan itu munafik! Selama bukan mereka yang menyembelih, mereka boleh makan dagingnya!"
Tapi itu semua adalah masa lalu Ozzy. Ojok ditiru. Sekarang dia adalah seorang family man. Hidup bahagia dengan Sharon Arden, istri sekaligus manajernya, dan tiga orang anaknya yang nggak sesinting Ozzy. Menjalani hidup layaknya manusia. Nonton film cengeng sampai mewek yang membuat Ozzy diledek anaknya, "Hai Ozzy, satan rules! \m/"
Nama Ozzy Osbourne sendiri telah ditulis di Wall of fame, Hollywood. Karena prestasinya di dunia entertainment dan rocker yang husnul khotimah.
Ozzy Osbourne nggak cuma musisi rock yang sukses, dia juga seorang bintang TV. Yang paling sukses tentu saja  saat memerankan dirinya sendiri di serial "The Osbournes" . Pernah memainkan peran kecil di film "Little Nicky" (2000). Perannya menggigit kepala kelelawar sampai copot. Tentu saja yang ini kelelawar palsu.
Prestasi yang luar biasa, mengingat Ozzy adalah seorang Attention Deficit Disorder (rodok gendeng), disklesia berat dan mantan pecandu. Tapi memang "some born to win, some born to lose". Dan Ozzy dilahirkan untuk sukses. Ya begitulah, wong pinter kalah karo wong bejo.
Ozzy Osbourne sudah tobat. Tapi orang-orang di luar sana masih saja percaya dengan berita-berita lama soal kebobrokannya. Oke memang Ozzy tetaplah Ozzy yang nggak bisa dinasehati kayak : "Berlakulah sesuai umurmu." Maksudnya jadi orang tua yang identik dengan rambut cekak beruban, botak, perut buncit, cicilan kendaraan. Lupakan saja.
Well, Ozzy sudah berumur 71, tapi dia tidak merasa berumur segitu. Dia lebih suka mempekerjakan anak muda dalam proyek musiknya agar bisa tetap muda. Sehingga sound musik dari lagu-lagunya selalu update. 
Ozzy berusahan keras mengimbangi kaum muda. Karena kaum tua tidak membeli rekaman musik seperti kaum muda. Waktu muda ngoleksi kaset, tapi waktu tua ngoleksi piring, panci, wajan, baskom,..
Ya begitulah Ozzy Osbourne, Pangeran Kegelapan ala dirinya sendiri yang sukses melalui masa-masa paling suram dalam sejarah rokenrol. Ozzy mungkin nggak sehebat Jimi Hendrix, Jim Morrison, Jhon Bonham atau para rock star lain yang mati karena narkoba, dia hanya lebih beruntung.
Well, mungkin dia bukan sejenis orang alim yang lahir kembali. Tapi setidaknya Ozzy sudah berubah jadi lebih baik, nggak gila-gilaan seperti dulu. Walau masih sering bertingkah konyol.
Kebanyakan orang menilai orang lain dari masa lalunya. Kalau masa lalunya bobrok, maka akan tetap dikenang kebobrokannya. Padahal manusia bisa berubah. Ketika Ozzy duduk tenang di pojokan cafe dengan segelas air mineral, orang akan bertanya, "Anda baik-baik saja?" Orang masih saja menganggap Ozzy normal kalau dia teler, berlarian teriak sana sini dengan risleting terbuka.
-Robbi Gandamana-

*Disarikan dari berbagai sumber : Buku "Ozzy Talking : Ozzy Osbourne In His Own Words" by Harry Shaw, Mbah Google, Wikipedia, dan interpretasi pribadi.
Sumber gambar : amazon.com.