Selasa, 15 Agustus 2017

Belajar dari Hitler



Jangan salah, kalau aku nggambar Hitler bukan berarti ngefan, setuju atau membenarkan tindakan biadab Hitler dan Nazi-nya membantai jutaan rakyat sipil Yahudi. Justru aku menggambar Hitler agar kita ingat dan belajar dari sejarah masa lalu. Jangan sampai terulang kebiadaban ideologi rasisme dan fasisme.

Semua boleh dipelajari, semua yang ada di dunia adalah cahaya ilmu. Polisi pun boleh belajar pada maling, soal ilmu maling.

Ada banyak hal di diri Hitler yang asyik untuk dipelajari (tentu yang baik saja). Hitler adalah orator ulung, anti rokok, anti minuman keras, nggak hobi gonta-ganti wanita, mencintai anak-anak (bukan pedofil lho), seorang patriot sejati dan anti korupsi.

Karena anti korupsi, sikapnya sangat tegas pada koruptor--> tembak mati.

Hitler sebenarnya berkebangsaan Austria. Lahir di kota Braunau am Inn, 20 April 1889. Hitler awalnya adalah seorang pelukis. Tapi setelah bergabung dengan pasukan Bavaria (sekutu Jerman) di Perang Dunia I melawan Perancis, Hitler nggak ngelukis lagi.

Selama di pertempuran Hitler menunjukan dedikasinya yang sip lah. Dia kecewa berat saat komandannya (seorang Yahudi) melaporkan bahwa pemerintah Jerman menyatakan menyerah pada Perancis. Apalagi semua kerugian perang ditanggung oleh Jerman (Perjanjian Versailes). Hitler pun misuh-misuh, "mbokneancok!"

Sejarah ditulis oleh orang yang menang. Pengetahuan kita soal Hitler akan jauh berbeda bila Jerman yang menang perang. Termasuk soal mengapa Hitler begitu anti-semitisme atau benci orang Yahudi. Jerman sendiri sampai sekarang tidak benar-benar berani mengungkapkan kebenarannya.

Soal jumlah Yahudi yang tewas dalam peristiwa Holocaust itu pun masih diperdebatkan. Apa benar berjumlah 6 juta jiwa. Banyak foto-foto hoax beredar. Foto korban wabah pes di Bergen Belsen pun diklaim sebagai korban Holocaust. Di Israel, rakyatnya dilarang keras meragukan atau menolak Holocaust, bisa dihukum berat.

Kenapa Hitler anti-semitisme?

Menurut sumber yang bisa dipercaya, Hitler punya pengalaman menyakitkan akibat ulah orang Yahudi. Ceritanya, orang tua Hitler punya hutang pada rentenir Yahudi. Karena tidak sanggup membayar, kakak perempuan Hitler dijadikan pelacur oleh si rentenir sebagai pengganti pelunasan hutangnya.

FYI, bank itu awalnya adalah produk Yahudi. Yahudi memang joss dalam hal bisnis atau mengolah duit, ahli riba. Tapi ojok ngomong sopo-sopo.

Ada banyak alasan kenapa Hitler benci Yahudi. Bangsa Yahudi adalah bangsa yang cepat berkembang. Mereka adalah ras yang cerdas. Baru kemarin datang, bertahun kemudian sudah menguasai Jerman, menjalankan roda perekonomian, bercokol di pemerintahan, militer, bank, dan banyak lagi. Rakyat Jerman pun terdesak, termasuk Hitler yang sempat kere total, terlunta-lunta di Jerman.

Film "Hitler: The Rise of Evil" (2013) adalah film yang recomended sebagai referensi kisah Hitler sejak kecil sampai dia sukses menapakan kariernya di pemerintahan. Bagaimana Hitler membuat publik terpukau dengan orasinya yang luar biasa. Sampai-sampai hakim yang menangani kasus kudetanya terpesona. Acara pengadilan jadi kayak khotbah jum'at dengan Hitler sebagai ustadznya.

Bicara soal kematiannya yang misterius, ternyata tengkorak yang diklaim sebagai Hitler (dipamerkan di Moskow, tahun 2000) tidak benar. Setelah diteliti oleh ilmuwan (Nick Bellantoni), ternyata tengkorak tersebut berjenis kelamin perempuan berusia 20 - 40 an.

Penelitian tersebut menjadikan kematian Hitler jadi misteri lagi. Kabar yang bikin semaput adalah Hitler mati di Indonesia?

Berdasar kesaksian dr. Sosro Husodo yang pernah bertugas di Sumbawa Besar di sebuah Kapal yang dijadikan rumah sakit. Di tahun 1960 dia bertemu dengan Dr. GA Poch, pemimpin rumah sakit tersebut yang sosoknya sangat mirip Hitler, berjalan dengan kaki kiri diseret, tangan gemetar karena menderita kelainan saraf dan kumis ala Gogon.

Dr. Poch juga tidak punya lisensi untuk jadi dokter, bahkan dia sama sekali tak punya keahlian tentang kesehatan. Penduduk setempat memanggil Dr. Poch dengan sebutan "dokter Jerman". Istrinya (yang diduga Eva Braun) memanggilnya "Dolf", paggilan masa kecil Hitler, kependekan dari Adolf.

Setelah istrinya kembali ke Jerman, Dr. Poch menikah dengan Sulaesih, wanita Sunda yang mengembara di Sumbawa yang dikenalnya di tahun 1960. Mereka menikah secara Islam di tahun 1964. Setelah masuk Islam, Dr. Poch mengganti namanya jadi Abdul kohar. Oala Har Har, ngancengan koen iku.

Sempat tinggal di rumah dr. Soetomo (tokoh Budi Oetomo) di Surabaya. Tanggal 15 Januari 1970 (usia 81 ) Dr. Poch meninggal karena serangan jantung. Dimakamkan di pemakaman Islam, Ngagel, Surabaya.

Apakah betul Dr. Poch itu Hitler? aku gak eruh. Tanyakan ke Eyang Google atau beli buku "Hitler Mati di Indonesia" karya Ir KGPH Soeryo Goeritno.

Tapi bisa jadi Hitler memang kabur ke Indonesia. Sejak dulu Indonesia tidak ada hubungan diplomatik dengan Israel. Selain itu di zaman kepemimpinan Soekarno, Indonesia sangat tidak menyukai imperialisme yang dipelopori oleh Inggris dan Amerika.

Wis ah, tulisan ini cuman caption dari gambarku. Ingat, jangan ngefan Hitler! Jangan benci Yahudi. Mereka memang dihakikatkan ada, biar kita semua mumet, iman kita kacau. Ingat kata ustadz, nggak ada ciptaan Tuhan yang sia-sia. Al Fatihah.

Zuukkkk.

(C) Robbi Gandamana, 15 Agustus 2017

Sumber diolah dari Wikipedia, Film "Hitler : The Rise of Evil" (2013), buku "Hitler Mati di Indonesia" oleh Ir KGPH Soeryo Goeritno dan interprestasi pribadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar