Minggu, 20 Agustus 2017

Surat Terbuka untuk Generasi Copas

Ngene rek,
"Ikhlas" itu gampang diucapkan, tapi ternyata prakteknya sungguh buerattttsss. Walau aku menulis soal keikhlasan, tapi tetep saja saat tulisanku di-copy paste tanpa menyertakan namaku aku sulit untuk ikhlas. Jancok!..pisan maneh : jancokkkk! (misuhi diriku sendiri).
Alhamdulillah..lego.
Okelah kebaikan harus disebarkan, tapi ingat itu adalah karya tulis yang ditulis pakai waktu, tenaga, mikir dan bakat yang tidak semua orang punya. Jadi kalau kamu punya tenggang rasa, sopan santun, mending jangan main copy paste tanpa menyertakan link atau inisial penulis.
Sering aku menuliskan pemikiran-pemikiran Cak Nun yang dahsyat jaya. Aku dengan telaten merangkainya dari puzzle-puzzle pemikiran beliau yang bertebaran di berbagai ceramah atau pengajiannya. Aku pilah-pilah berdasarkan tema yang akan aku tulis. Eh lha kok mereka, para generasi copas, dengan santainya mengkopinya dan inisial penulisnya diganti Cak Nun. Jancok maneh! (misuhi diriku yang sulit ikhlas).
Sudah berapa ratus kali tulisanku di-copy paste tanpa ijin, atau gambarku dipakai dan semua tanpa inisialku. Ngono iku lak jancok se. Ada dulu tulisanku "Surga Itu Nggak Penting" yang inisial penulisnya diganti Mohammad Taufik Jaelani. Tulisan itu sangat viral, sudah di-share jutaan nitizen. Sampai sekarang aku masih penasaran, anake sopo Jaelani iku. Kalau ketemu akan aku ajari nulis (gayamu Su!).
Banyak orang yang masih belum bisa menghargai sebuah karya, apa itu tulisan atau lukisan. Di zaman medsos seperti sekarang ini, orang begitu santainya copy paste tanpa ijin, tanpa perduli bahwa itu sebenarnya adalah "pencurian".
Malingggg jiancokk! Kalau yang ini aku misuh-misuh bukan karena nggak ikhlas, tapi karena kamu maling. Ya kamu itu, generasi copas. Jancokk!!!!
Mungkin cukup ini saja, besok kalau ada waktu saya sambung, ini lagi sibuk. Dan maaf kalau anda semua terganggu dengan pisuhan saya yang kasar dan kampungan. Untuk seterusnya saya berjanji nggak akan misuh lagi dwech.
Solo, 8 Agustus 2017
Robbi Gandamana

NB : Eh..aku berubah pikiran....Jancok!!!
*Ingat : Jancok bukan kedzaliman, justru jancok diucapkan untuk melawan kedzaliman. Dan jangan berkata kasar kecuali dalam keadaan didzalimi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar